Mohon tunggu...
Muhammad Khozin
Muhammad Khozin Mohon Tunggu... Relawan - seorang anak laki-laki

Tanganku mengetik karena hatiku tak pandai memendam.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta yang Kumaksud

26 Juni 2019   15:30 Diperbarui: 26 Juni 2019   15:48 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila kau tahu bagaimana sajak 'sidik jari' milik Gus Mus untuk Bu Nyai Fatma, pernahkah kau ingat akhir baitnya? 'alibimu tak bisa diterima, kau tak mungkin di tempat lain'.

Cinta seperti itulah yang aku maksud.

Andai kau sekali saja pernah mendengar, walau lirih dan sebentar, puisi Habib Quraish Shihab untuk kekasihnya;  'Saya akan menamaimu ana (saya), karena engkau adalah saya, dan saya adalah engkau. Kalau engkau berucap, kata hatiku yang engkau ucapkan. Kalau aku berkeinginan, keinginanku yang engkau wujudkan'.

Cinta seperti itulah yang aku maksud.

Jika tidak, biar aku ceritakan sepenggal kisah Habibi dan Ainun, Habibi yang 'memeluk kehilangan' pernah berkata pada Ainun yang setia. 'masa laluku adalah milikku, masa lalumu adalah milikmu. Namun masa depan adalah milik kita'.

Cinta seperti itulah yang aku maksud.

Aku terasa rumit untuk disederhanakan, rinduku terasa aneh bila direnungkan.

Sebelum selesai memahamiku, kau telah lebih dulu hilang.

Dan lupa bahwa aku, cintaku, hanya perlu dirasakan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun