Mohon tunggu...
Muhammad Khozin
Muhammad Khozin Mohon Tunggu... Relawan - seorang anak laki-laki

Tanganku mengetik karena hatiku tak pandai memendam.

Selanjutnya

Tutup

Humor

Obat Pelangsing Manjur dari Pak Ahmad

17 Juni 2019   15:05 Diperbarui: 17 Juni 2019   15:30 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebaran adalah momen bersilaturahmi. Sudah 8 tahun saya dan teman-teman OSIS MA (SMA)  melakukan tradisi mengunjungi guru-guru yang mengajar kami di madrasah, tepatnya dari tahun 2012 sampai dengan sekarang tahun 2019 alhamdulillah masih berjalan. 

Bersilaturahmi ke guru-guru menjadi hal yang sangat berkesan bagi saya. Bahkan lebaran ini saya juga mengunjungi guru-guru SD yang dekat dari rumah. Hal yang sangat saya dan teman-teman harapkan, selain bernostalgia dan melihat kesehatan mereka adalah doa-doa yang beliau-beliau panjatkan untuk kami sebagai kekuatan untuk menatap masa depan. Energi positif dari wejangan dan doa dari mereka seakan bisa menyegarkan kembali urat-urat sepaneng pada diri kami.

Lain guru, lain juga isi toples lebarannya, ehh maksud saya lain guru lain juga kesan yang menempel di ingatan. Ada satu guru dari sekian banyak guru yang jika saya mengunjungi beliau selain wejangannya, ada satu hal yang saya tunggu-tunggu dari beliau. Saya pernah merasa hambar ketika mengunjungi beliau sesuatu hal itu tidak keluar dari beliau. Tapi saya tidak kecewa apalagi menyesal, bertemu dan menyium tangan mereka saja sudah menjadi obat hati yang dilanda risau.

Sampailah saya dan teman-teman di rumah beliau. Ada alumni sebelum kami yang pamit dan meminta tolong untuk mengambil gambar mereka dengan Pak Ahmad. Iya, Pak Ahmad, begitulah kami memanggil beliau sehari-hari di madrasah. 

Pak Ahmad, gerak-geriknya menurut tolok ukur saya dan sebagian banyak teman-teman selalu mengundang gelak tawa. Tingkahnya yang seperti ini memang rasanya disengaja. Tidak lain tidak bukan memang untuk menghibur murid-muridnya. Selama ini -sejak di kelas VIII sampai sekarang- beliau selalu berhasil mengocok perut saya dengan dagelan-dagelan yang fresh.

Setelah mencoba mengingat satu per satu nama-nama kami, seperti biasa Pak Ahmad menyodorkan kue lebaran. Kue kacang yang katanya dibuat sendiri. Seketika Pak Ahmad mengatakan 'ini kue bikinan Pak Ahmad' kami malah cekikikan tanda tak percaya, kami mengira  pernyataan Pak Ahmad ini bagian dari bahan banyolannya dalam bahasan selanjutnya. Tapi ternyata kami salah, melihat raut wajah kami yang curiga karena tidak percaya Pak Ahmad membuat kue kacang sendiri, Pak Ahmad malah menjelaskan prosedur pembuatannya dari awal sampai akhir. Akhirnya raut wajah kami berubah menjadi ekspresi menyimak dan percaya. Tapi selama penjelasan itu berlangsung kami tetap cekikikan, kenapa? kami nunggu lucunya. haha.

Tapi kue kacang itu tampaknya serius buatan Pak Ahmad. Kami salah paham jika mengira kue kacang adalah untuk lucu-lucuan. Setelah insiden kue kacang, tiba-tiba Pak Ahmad membahas lemak. Kebetulan diantara kami ada satu wanita yang tampak gemuk, eh bukan tampak, tapi kenyataan. haha. Pak Ahmad entah mendapat wangsit dari mana langsung membahas obat pelangsing. Beliau mulai bercerita "saya tahu obat pelangsing yang manjur, sudah terbukti, orang-orang banyak yang berhasil. Bentuknya tipis seperti koyo."

Dari sini saya mulai berfikir, masuk akal. Tidak merasa ini gurauan sambil menyimak. Lalu beliau melanjutkan, "cara pakainya dipasang di mulut, pasti tidak ada sehari berhasil", seketika semuanya terbahak-bahak, saya geleng-geleng, tertawa lahir batin. Mungkin sebelum Pak Ahmad menjelaskan cara pakainya ada beberapa teman mengira pelangsing yang mirip koyo itu dipasang di bagian tubuh yang berlemak, ee ternyata zonk. :D

Itulah sesuatu yang alhamdulillah keluar pada lebaran ini. Karena jika tidak ada humor dan lucu, bukanlah Pak Ahmad yang saya kenal. hehe. Setelah melucu dan bercengkrama Pak Ahmad tidak lupa memberikan wejangan, pesan beliau adalah 'sungguh sia-sia hidup kita jika tidak memiliki keinginan yang kuat untuk berkunjung ke baitullah, berkeinginanlah maka Allah akan membuka jalannya'.

Senin saya berkunjung, dua hari setelahnya mendapat kabar beliau kecelakaan tunggal setelah pulang dari acara halal bi halal yayasan. Tulang rahang dan tangannya patah. Sekarang beliau masih belum sadar, terbaring di rumah sakit untuk menjalani perawatan. Semoga cepat pulih Pak Ahmad, semoga al-fatihah dari murid-muridmu ini mengiringimu selama perawatan sampai kesembuhanmu. Amin.

*Dalam Foto Pak Ahmad berada di tengah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun