Kepanikan massal hanya bisa dilawan dengan informasi lagi, yaitu dengan menyajikan informasi positif. Media sosial dapat kita manfaatkan untuk mendukung respons kesehatan masyarakat.
Sebagai contoh, peristiwa di China selama karantina besar-besaran masyarakat itu terutama penting untuk menggunakan media sosial secara bijaksana karena media sosial memberikan kesempatan untuk mengomunikasikan alasan karantina, memberikan kepastian dan saran praktis untuk mencegah rumor dan kepanikan.
Media online memang dapat mengatasi kendala jarak sosial selama karantina massal, dan menyediakan sumber daya dukungan kesehatan mental dan solidaritas dengan orang-orang dalam situasi terkunci. Analisis yang terencana dengan baik dari percakapan online global dapat memberikan penilaian cepat terhadap penyebaran dan kemungkinan perubahan dalam sikap dan perilaku publik, misalnya Isolasi manndiri, cuci tangan, mengakses perawatan kesehatan, dan kesadaran tentang penyakit dan gejalanya, serta dampak dari keputusan penting yang diambil selama wabah, misalnya tindakan karantina, pengembangan vaksin baru, tanggapan terkoordinasi internasional, di depan umum persepsi dan sikap.
Untuk krisis komunikasi Covid-19 yang terjadi saat ini, setidaknya ada pengembangan sistem berbagi informasi realtime, menggambar dari data dan analisis dari berbagai platform media sosial, dan dalam berbagai bahasa, dan lintas diaspora global.Â
Ini akan meningkatkan kemampuan kementerian kesehatan dan pemangku kepentingan yang relevan untuk merespons dan memahami dinamika sosial dari penyebaran informasi yang semakin cepat dan berkembang serta informasi yang salah tentang virus corona serta wabah dan langkah-langkah pengendalian. Ini juga akan mengurangi kepanikan masyarakat, dan tindakan yang tidak membantu yang tidak proporsional dengan penyebabnya.