Mohon tunggu...
Jhon Bin
Jhon Bin Mohon Tunggu... -

tulisan adalah ekspresi murni

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Masterchef Indonesia Musim Ke 4, Acara Masak yang Mirip Ospek Mahasiswa

1 Juli 2015   15:36 Diperbarui: 1 Juli 2015   15:41 1121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MasterChef Indonesia adalah suatu ajang pencarian bakat yang diadopsi dari MasterChef (Inggris) dengan sponsor dari FremantleMedia yang bekerja sama dengan RCTI. Ajang ini merupakan pencarian bakat memasak. Acara ini pertama kali dimulai pada tahun 2011. MasterChef Indonesia memenangkan Panasonic Gobel Awards untuk kategori Pencarian Bakat Terbaik selama 2 tahun berturut-turut (2012 dan 2013). begitulah menurut wikipedia.

saya mengikuti masterchef indonesia musim pertama dari 10 besar sampai final, musim ke 2 10 besar sampai final, musim ke 3 gak sampai final (karena mimi gagal hahaha), ini adalah tanggapan saya secara pribadi terhadap tayangan ini.

masterchef indonesia musim pertama adalah tayangan terbaik dari semua musim masterceh sampai musim ke 4 ini, juri terdiri dari chef vindex, chef juna dan chef marinka. dari segi kontestan, dimusim pertama kontestan masterchef benar benar terlihat layaknya pemasak rumahan, memasak ala kadarnya dan di setiap babak berkembang menjadi lebih maju, juri jurinya juga sangat bagus, chef vindex terlihat sangat bijak dan dewasa, chef juna arogan dan jujur, sedang chef marinka menjadi ibu peri dengan komentarnya yang memuji dan mengamankan kontestan. ditambah adanya kilasan bahwa basic mereka adalah kuliner ; bekerja di hotel, pemilik tempat kursus dll. secara tayangan inilah yang paling ideal, chef juna menjatuhkan, chef vindex fair dan chef marinka memuji, efeknya setelah selesai ada vero (yang tersisih sebelum 5 besar), prisil, rahmi dan juga santiana yang pernah masuk tv. keren.

lanjut ke musim kedua, tampilan gallery lebih cerah, pesertanya lebih kinclong (secara tampilan, yang mana untuk acara komersil ini adalah penting), formasi juri dirubah dengan ditiadakanya chef vindex diganti dengan chef degan (kaya nama kelapa muda). secara tayangan,musim ini lebih arogan dari musim pertama karena memang saat penayanganya acara ini mulai populer. yang menarik adalah ketika masuk ke babak black team, kontestan di dandani dengan dandanan gothik dengan maksud intimidasi namun sangat menggelikan, juga sedikit brutal karena intimidasi kontestan juga cukup frontal sehingga tidak menarik dan mendidik lagi. di segi kontestan adalah ibu desi yang sejak awal sudah sangat sering menang yang jadi juara, untuk acara cooking show rasanya kurang menarik jika ada kontestan yang menonjol sejak awal dan akhirnya menang, bisa dibilang musim kedua adalah musimnya ibu desi, sekaligus juga perkenalan chef arnold dengan masterchef yang akhirnya jadi populer dan jadi juri (juga).

kemudian masuk musim ketiga yang semakin menarik (di awal), ada denty, melita, mimi, william yang terlihat sangat menguasai bidang ini, dan masakanya ? 90% masakan eropa eropaan gitu lah yang kagak ada di restoran ecek ecek, begitulah acara ini bergulir, menjadi cukup tidak realistis karena sajian masakan yang di tampilkan rata rata bergaya barat dengan bahan bahan yang juga dari barat sana. dari juri chef arnold masuk sebagai juri, saat menjadi tamu masterchef season kedua beliau terlihat sopan dan juga ramah, namun ketika menggantikan chef juna peringainya menjadi (seolah olah) seperti chef juna, arogan dan perfeksionis.di inetrnet ada kritikan bahwa masterchef indonesia mulai menunjukan hal tidak mendidik seperti tidak menghargai makanan, dll.

nah di tahun 2015 ajang masterchef memasuki musim ke 4 dengan title serba baru

ternyata yang baru adalah konsep juri yang semula 3 orang menjadi cukup 2 juri saja, chef arnold dan seorang juri asal italia yang sering disaksikan mengomentari motoGP, seorang mantan pembalap, Mateo. dari artikel di internet ternyata Mateo sudah di minta menjadi juri sejak musim ke 2 hanya baru berkenan pada musim ke 4 ini.

dari segi penyajian acara dan ralitasnya acara ini menjadi tidak realistis apalagi mendidik, yang ada sepanjang show hanya acara marah marah, teriak teriak, dan kontestan yang terlihat saling menjatuhkan di sesi komentar, pokoknya baru dan lebih brutal dari musim musim sebelumnya.

pada episode yang saya tonton (kurang lebih ada 2 episode yang saya tonton), 2 kontestan di atas (gambar) di usir (dikeluarkan) dari galery karena menurut juri mereka tidak bisa memasak!! hal ini terjadi karena masakan mereka tidak memenuhi permintaan juri, tidak menarik secara tampilan atau salah dalam mengolah bahan. jika di musim musim sebelumnya makanan di buang ke tong sampah, maka pada musim ini kontestan di teriaki dan di usir, ada juga kontestan yang di ambil apronnya karena dinilai tidak layak mengenakan apron masterchef, ada juga yang dibilang "kamu mau nangis?" atau apalah kalimat kalimat intimidatif semacam itu.

yang ingin saya sampaikan adalah, jika dulu masterchef membuka mata bahwa banyak anak muda juga laki2 yang bisa masak selain bu sisca soetomo dan rudy sehingga membuat anda ingin menyaksikan acara ini, maka kali ini acara ini menjadi "untuk bisa menang anda harus ber skill chef dari awal", padahal melihat konsepnya (dari tayangan masterchef negara lain) acara masterchef adalah acara untuk pada homecook alias para pemasak rumahan untuk berlomba menyajikan masakan yang enak tapi juga menarik secara tampilan, inovatif, kreatif dan menginspirasi.

jika anda menyaksikan masterchef indonesia musim ke 4 atau masterchef indonesia 2015 maka mungkin anda akan berfikir sama seperti saya, apakah ini masterchef ? atau ospek mahasiswa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun