Mohon tunggu...
Khosyi AbiyyuAthallah
Khosyi AbiyyuAthallah Mohon Tunggu... Diplomat - Mahasiswa

Berhenti Menyalahkan Segalanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Nuklir Korea Utara sebagai Instrumen Diplomasi Politik Internasional

2 Desember 2021   01:57 Diperbarui: 2 Desember 2021   02:02 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seperti yang kita ketahui bahwa diplomasi merupakan suatu aspek yang penting dalam hubungan internasional. Mengapa hal ini dianggap penting, karena diplomasi merupakan alat penghubung interaksi antar negara dalam melakukan suatu kegiatan untuk berpolitik seperti melakukan kerjasama, negosiasi. 

Sederhananya ialah diplomasi ialah suatu seni dan praktik negosiasi antara wakil-wakil dari negara atau sekelompok negara sehingga diplomasi bisa dikatakan suatu tenaga kerja dari kebijakan strategis suatu negara untuk memperoleh suatu keuntungan atau bisa juga kita sebut sebagai solusi dari suatu permasalahan yang sedang dihadapi sehingga mendapatkan keputusan yang dapat diterima oleh kedua pihak. Tujuan berdiplomasi ialah untuk membangun hubungan yang harmoni dan damai.

Terdapat tiga prinsip utama dari berdiplomasi yaitu instrument diplomasi, yaitu kerjasama (cooperation), penyesuaian (accommodation), dan pertentangan (opposition). Kerjasama dan penyesuaian bisa dicapai dengan cara bernegosiasi yang membuat hasil, jika negosiasi gagal dan tidak berhasil maka penentangan dalam berbagai bentuk termasuk penggunaan kekuatan dapat diambil sebagai jalan keluar (Triwahyuni, 2016).

Untuk melakukan diplomasi, suatu negara harus mengutus seseorang sebagai diplomat. Seorang diplomat harus bisa menguasai pengetahuan tentang banyak hal terkait dengan negara lain. Ini dikarenakan agar terbangunnya suatu hubungan yang baik antar negara, untuk menimimalisir terjadinya kesalahan pada saat penyampaian pesan dan tujuan. Dalam mengumpulkan informasi seorang diplomat wajib memantau berita tentang perkembangan yang disiarkan di media elektronik maupun media cetak.

Diplomasi koersif ialah merupakan suatu bentuk dari diplomasi. Penggunaan diplomasi ini menggunakan cara dengan tekanan dan paksaan untuk memaksa lawan berundingnya agar bersedia memenuhi tuntutannya atau melakukan sesuatu untuk dirinya. pada diplomasi koersif ada tiga hal yang berpengaruh dalam berdiplomasi ialah negosiasi,pemberitahuan, dan proses tawar menawar. 

Didalam elemen ini menjadu unsur yang sangat vital untuk sebuah negara agar dapat mengoperasikan jenis diplomasi ini (Alunaza, n.d.). Ketika suatu negara yang sedang menikmati kemajuan  para militer terhadap lawanya beranggapan bahwa senjata sudah menjadi suatu instrumen diplomasi yang bertujuan mengubah integritas negara lain. 

Walaupun senjata merupakan suatu instrumen yang sangat penting pada saat melakukan diplomasi koersif ini, namun ancaman yang dilakukan hanya menggunakan ajakan atau bujukan pada perkataan.

Korea Utara menjadi fokus perhatian Internasional dengan adanya program nuklirnya. Demi  membatalkan program tersebut, Amerika Serikat bersama dengan Jepang, Korea Selatan dan Cina berupaya untuk membujuk Korea Utara untuk segera menghentikan keberlanjutan program nuklirnya. Dengan adanya program nuklir ini yang akhirnya akan berdampak pada munculnya bencana. 

Dilain sisi membahayakan bagi lingkungan, kesehatan dan kehidupan manusia, jika dilihat program nuklir ini juga berpengaruh pada terjadinya kemerosotan ekonomi di sebagian negara kawasan seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, Korea Selatan serta beberapa negara lainnya. 

Timbul  kekhawatiran dunia internasional akan terjadinya bahaya peristiwa perlombaan senjata. berkembangnya senjata nuklir yang dimiliki oleh Korea Utara pada akhirnya akan menimbulkan efek negatif pada kepentingan ekonomi suatu negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan bahkan Korea Selatan. Hal ini di sebabkan karena banyaknya pelaku usaha yang membatalkan investasinya dikawasan Asia Timur dengan alasan keamanan (Noland, 2006)

Dalam bidang persenjataan, Korea Utara telah berhasil mengembangkan misil dengan jarak jangkau menengah dan tinggi seperti Taepodong-1 yang memiliki daya jangkau 1.500– 2.500 Km, dan memiliki hulu ledak 1.000 kg-1.500 kg. Sedangkan rudal Taepodong-II yang diluncurkan pada 6 Agustus 2003 memiliki daya jelajah 4.400 km sampai 6.700 km diperkirakan mampu menjangkau Amerika Serikat (Alaska), India, Pakistan, serta seluruh wilayah Indonesia (Purwono, 2006). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun