Mohon tunggu...
Kholil Rokhman
Kholil Rokhman Mohon Tunggu... Freelancer - IG di kholil.kutipan

Manata hati merawat diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Karena Rumah Tangga Bukan Hanya soal Uang dan Kamar

24 Februari 2020   16:58 Diperbarui: 24 Februari 2020   17:06 676
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: shutterstcok

Menikah itu mudah. Tinggal penuhi syaratnya dan lakukan saja. Namun, mengarungi pernikahan itu tak gampang. Gelombang bisa datang dengan dahsyat. Tapi, menikah juga indah karena kita bisa merasakan terbang di atas awan.

Ada banyak hal yang penting dilakukan dalam mengaruhi hidup rumah tangga. Dari banyak yang penting itu, di masa saat ini, dua yang menonjol. Pertama uang dan kedua kamar. Uang penting karena dari uanglah beberapa kebutuhan rumah tangga bisa dibeli seperti kebutuhan makan, susu, dan segala perangkat yang dibutuhkan oleh orang yang berumah tangga. Karena itu, setiap pasangan berusaha untuk bisa mendapatkan uang yang tentu wajarnya didapatkan dengan cara yang benar.

Kekurangan uang, dalam banyak kasus, bisa memunculkan efek samping seperti pemantik cek cok. Sebab, dengan uang yang kurang, kebutuhan harus disesuaikan. Tapi kekurangan uang tak melulu menjadi problem yang serius bagi sebagian pasangan yang sudah paripurna. Pasangan paripurna ini pasangan yang bisa mengatur fisik, hati, jasmani, rohani dengan sangat baik.

Masalah kamar juga penting. Tapi saya tak mau menjelaskan lebih detail karena semua yang sudah dewasa pun paham. Kecuali yang pura-pura tidak paham karena keinginan 'itu' yang sedang bergejolak. Jika masalah kamar ini jadi problem, maka bisa merembet ke mana-mana.

Sekalipun uang dan kamar itu penting, banyak hal lain yang penting dan jangan sampai tertutupi karena hasrat terlalu tinggi untuk mendapatkan uang dan kamar. Salah satu yang penting adalah komunikasi.

Potensi munculnya masalah komunikasi di zaman yang semakin maju ini bisa makin besar. Kenapa? Karena komunikasi alamiah berpotensi terpinggirkan oleh teknologi. Sekalipun dekat secara fisik, masing-masing bisa saja sibuk dengan HP masing-masing. Atau bisa jadi antara ayah dan ibu sangat sibuk dengan pekerjannya masing-masing.

Nah, yang parah, jika komunikasi antara ayah dan ibu hanya intens ketika berkaitan dengan uang dan kamar. Itu yang parah. Komunikasi yang tak dari hati ke hati secara intens antara anggota keluarga bisa jadi problem yang membahayakan. Misalnya, orangtua tak tahu bagaimana karakter anak-anaknya. Lebih parah lagi jika suami dan istri tak tahu gesture masing-masing sekalipun sudah menikah 30 tahun, karena jarang berkomunikasi dari hati ke hati.

Lebih mengerikan lagi ketika pasangan beranjak senja dengan segala kekurangannya. Jangan sampai masing-masing tak tahu keinginan pasangannya atau lebih parah lagi sekalipun sudah tua malah lebih paham keinginan mantannya!!! Waduh!!! (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun