Mohon tunggu...
Khoiru Roja Insani
Khoiru Roja Insani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Berusaha produktif dalam keterbatasan

Pemuda asal Yogyakarta yang gemar ke sana-ke mari. Ajak saja pergi, pasti langsung tancap gas! Senang berdiskusi mengenai berbagai hal, senang bepergian, dan senang mengabadikan momen melalui kamera untuk diunggah di akun instagram. Ajak saja nongkrong atau bermain, pasti bisa mengenal lebih dekat lagi!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Menyikapi Orang-orang yang Menyebalkan

25 Maret 2021   15:00 Diperbarui: 3 April 2021   22:04 1931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi marah. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Akan tetapi, kita memiliki kendali penuh dalam menentukan sikap kita terhadap orang-orang yang menyebalkan. Kita memiliki pilihan untuk merasa terganggu atau tidak, merasa dijahati atau tidak. 

Ilustrasi orang kena marah (sumber: shutterstock/Image Factory)
Ilustrasi orang kena marah (sumber: shutterstock/Image Factory)
Pada dasarnya, perilaku orang lain tidak boleh dan seharusnya tidak bisa mengusik kebahagiaan kita. 

Sangatlah aneh jika hal-hal yang secara harfiah tidak berpengaruh terhadap hidup kita, tetapi kita merasa sebal dengan hal-hal yang sejatinya di luar kendali kita, tidak berpengaruh sama sekali pada hidup kita.

Perasaan terganggu oleh perilaku orang lain sepenuhnya ada di bawah kendali kita. Kita sendiri yang menentukan untuk mau memberi perhatian, power, atau interest terhadap orang-orang yang memang menyebalkan. 

Orang lain tidak akan pernah bisa membuat kita merasa terganggu jika kita tidak membuka jalan atau memberikan izin untuk kita merasa terganggu oleh sikap mereka.

Kadang kala, orang lain kita rasa menyebalkan bukan karena yang dilakukannya, melainkan oleh hal-hal yang tidak dilakukan. 

Misalnya, setelah kita membantu orang lain, tetapi dia tidak mengucap terima kasih, atau saat kita menyapa orang lain dan sama sekali tidak ada balasan, atau contoh lagi saat kita masuk ke sebuah ruangan dan menahankan pintu untuk orang yang ada di belakang kita, lalu orang tersebut tidak mengucap terima kasih, menengok pun tidak, langsung  menerobos saja. 

Kita harus memahami dan menanmkan dalam diri bahwa bersikap baik, ramah terhadap orang lain, dan saling membantu sudah menjadi kewajiban tiap manusia. 

Akan tetapi, respons orang lain, timbal balik yang diberikan oang lain sudah sepenuhnya di luar kendali kita, kita tidak bisa mengontrol hal-hal yang ada di luar kendali kita. 

Sungguhlah bodoh jika kita sudah berperilaku baik dan mengharapkan respons dari orang lain yang sesuai dengan harapan kita. Kita harus memahami bahwa berperilaku baik sudah menjadi kewajiban tiap manusia, tidak lebih dan tidak kurang.

Sebuah penghinaan akan benar-benar menjadi sebuah penghinaan jika ada seseorang yang menerima penghinaan tersebut adalah sebuah hinaan. Sebuah hinaan hanya akan menjadi bualan semata, jika tidak ada objek yang merasa terhina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun