Mohon tunggu...
Annisa Hadi
Annisa Hadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Annisahadi ibu rumah tangga adalah puncak dari segala karir perempuan

Tulisan adalah isi hati dan angan tersurat, menulislah untuk menggambarkannya Blog: annisablajarnulis.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Musuh Besar Itu Bernama "Sampah Plastik"

10 Mei 2019   20:21 Diperbarui: 10 Mei 2019   20:28 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya rasa, setiap orang sejak duduk di bangku Sekolah Dasar, telah diajari dimana harus membuang sampah, juga diajari bagaimana cara memilah antara sampah organik dan sampah non organik. Tapi entah mengapa kebiasaan yang telah diajarkan sejak kecil itu aus begitu saja seiring dengan perkembangan zaman. 

Manusia yang sudah semakin cerdik harusnya juga semakin cerdik bagaimana cara memilah dan mengolah sampah agar tak berdampak merusak lingkungan. Lingkungan yang seharusnya kita rawat kelestariannya.

Tentu semua orang tidak akan serta merta mampu meninggalkan yang namanya pembungkus plastik, tapi paling tidak di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, setidaknya setiap orang bisa mengurangi segala sesuatu yang berhubungan dengan sampah plastik. Karena keberadaan nya yang sangat membahayakan lingkungan, baik lingkungan darat maupun laut.

Seperti yang telah disepakati oleh komunitas industri plastik yang terdiri dari perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam bidang plastik, di Amerika Serikat, yaitu Society of plastik industry (SPI), pada tahun 1988 mengembangkan suatu sistem untuk mengklasifikasikan berbagai jenis plastik dan cara mendaur ulangnya berdasarkan bahan mentah pembuatan plastik. Sistem pengklasifikasian jenis plastik ini dikenal dengan nama resin identification code (RIC) .

Kemudian SPI ini bekerja sama dengan ASTM internasional yang merupakan organisasi yang melakukan standarisasi teknik untuk material jasa produk dalam sistem kode identifikasi resin, yang harus ditaati oleh produsen plastik di seluruh dunia. Resin tersebut kemudian direvisi pada tahun 2013 menjadi ASTM D 7611 standard praktice for coding plastik manufactured.

Berdasarkan kode identifikasi resin tersebut, plastik diklasifikasikan menjadi 7 jenis tingkatan dengan simbol 1-7 yang dikelilingi oleh tiga anak panah yang berbentuk segitiga dan di bawah segitiga tersebut terdapat singkatan nama dan jenis plastik ( biasanya ada di bawah kemasan plastik).

Dari tingkatan tersebut kita akan mengetahui seberapa lama plastik bisa diurai oleh tanah . Dengan begitu kita harusnya dapat bersikap lebih bijak dalam memperlakukan sampah plastik.

Sudah menjadi kewajiban kita bersama menjaga keselarasan alam, dengan memilah dan memilih sampah mana yang bisa diurai oleh tanah dan mana yang memerlukan waktu yang lama bahkan sangat lama. Bahkan baru - baru ini juga ditemukan sampah plastik dari mi instan yang sudah berusia 19 tahun. Waoo... Mencengangkan bukan ? Selama itu masih belum bisa diurai oleh tanah, lalu apakah nanti kita akan meninggalkan warisan kepada anak cucu kita berupa lingkungan yang sudah tercemar ?

Di bulan puasa ini, sudah seharusnya kita juga berpuasa dengan sampah plastik yang merupakan musuh terbesar kita, bagaimana tidak seberat 5,9 kg sampah plastik ternyata mampu membunuh seekor paus. Sungguh miris.

Viva.co.id
Viva.co.id
Sebagai negara berkembang, Indonesia tenyata mendapat predikat sebagai negara kedua dunia, penyumbang plastik di laut, luar biasa, seandainya predikat itu merupakan prestasi yang positif, tentu akan berbangga walau sebagai masyarakat biasa, namun ini masalah sampah, trenyuh sekali rasa hati. 

Karena sebenarnya kebiasaan kami di rumah itu telah memilah dan memilih sampah dan membuangnya sesuai kelasnya, bahkan yang berbentuk sampah plastik pun kami bakar, termasuk sisa diaper yang dipakai si kecil, sebelum kami buang dan bakar, selalu saya cuci dan hancurkan kapas yang ada didalamnya. Jadi ketika dibakar tinggal plastik luarnya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun