Momentum ini, jangan hanya diperingati saja. Namun buatlah berkesan bagi kami, yang memperjuangkan pendidikan dengan segenap jiwa dan raga.
Telah terlewat namun belum ada yang berkesan. Masih sama, sampai detik ini kami tetap seperti ini.
Tiap hari, kegiatan kami, berangkat dan kembali pulang lagi. Bahkan ketika di rumah kami sendiri pun, masih ada tugas kami yang harus kami selesaikan.
Dengan ketulusan kami lakukan tugas itu. Walau banyak cibiran mengarah pada kami. Karena mereka berfikir tentang apa yang kami dapat.
Mau bagaimana lagi. Begitulah anggapan masyarakat.Â
Guru tak lebih tinggi dari pemetik cabe di sawah. Yang seharinya segini dan segini. Sedangkan kami. Bahkan untuk sekedar membantu meringankan beban saja tak jua cukup.
Namun mau berkata apa? Toh tahun jua terus berganti. Dan waktu terus berjalan. Kalau kami juga berfikir seperti itu, bagaimana nanti masa depan bangsa kita?
Jika semua berfikir tentang materi, siapa yang mau, karena yang kami dapat, bahkan lebih besar dari Kuli.
Tapi kami sudah ikhlas, walau tanpa pemerhati. Karena mereka yang seharusnya bertugas di "situ" sudah sibuk sendiri, menghitung pundi-pundi yang masuk kantong sendiri.
Mereka bahkan tak ingat keberadaan mereka, karena adanya orang seperti kami... Guru