Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

September Telah Pergi

23 September 2022   21:39 Diperbarui: 23 September 2022   21:47 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


September bulan yang penuh haru pilu
Bulan yang jarang hujan
Udara begitu panas
Menyengat di tubuh-tubuh yang segar
Apalagi mengingat September menjadi bulan kemarau yang panjang
Membuat tubuh-tubuh menjadi kering
Karena hujan jarang datang

September sebentar lagi pergi
Meninggalkan bulan yang penuh makna
Tentang makna beragam persoalan kehidupan
Kehidupan yang semakin penat tanpa hujan
Panas matahari membakar seluruh tubuh
Terasa tubuh menjadi panas tak karuan
Karena September hadir dengan keadaan tanpa hujan
Padahal hujan sudah ditunggu begitu lama
Namun hujan belum menampakkan batang hidungnya

September yang pergi
Bersama waktu yang terus berjalan
Walau keadan sesulit apapun
September tetap saja pergi
Karena waktu sudah menuntun bulan September
Tuk melangkahkan kaki menuju pengasingan yang telah lama
Tanpa ada air hujan

September yang telah pergi
Bersama waktu yang terus berjalan
Selaksa mesin-mesin yang menderu haru
Karena September tak ada hujan dan tak ada pelangi
Semua terasa sesak di dalam nafas kehidupan

September telah pergi
Bersama keadaan yang terus melaju
Selaksa air sungai dari hulu ke hilir
Lalu bermuara menuju pantai yang membentang di lautan semesta
Bersama keadaan alam yang terus berubah
Karena kehidupan terus melaju
Penuh dengan rasa semangat yang mengharu biru

September telah pergi
Bersama waktu yang terus berjalan
Berjalan menuju keadaan yang terus berubah
Bersama waktu yang terus menerus melaju dalam kedaan sendu haru
Biarkan September akan pergi
Tahun depan bisa saja ketemu lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun