Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Nafas Kami Berjarak Satu Senti

4 Agustus 2022   07:44 Diperbarui: 4 Agustus 2022   08:12 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Peluru beradu laju di keheningan malam

Meriam dan mortir memburu kami di perbatasan kota

Parang dan pedang tinggal satu senti di leher kami

Kami yang hanya puluhan pasukan

Mereka mengepung kami dengan ribuan serdadu

Lewat udara mereka menumpahkan darah kami satu persatu

Lewat laut mereka menumpas kami tanpa kata jeda

Lewat tanah kami berhadapan bertarung atas nama kemerdekaan

Tujuh hari tujuh malam

Nafas kami berjarak satu senti

Lebih baik kami tinggal nama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun