Pandemi covid-19 belum menampakkan seratus persen tuntas, tetapi masih bersifat tambal sulam, dalam artian buka tutup di suatu kawasan, baik lintas negara maupun lintas daerah.
Maka kalau krisis kesehatan masih berlanjut secara terus menerus tanpa ada titik pemberhentian, pastinya sangat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara global, bahkan ekonomi di tingkat mikro begitu luar biasa terkena dampaknya.
Sebagai contoh negara Sri Langka yang terlebih dahulu mengalami kebangkrutan dari krisis kesehatan, hingga menyebabkan krisis ekonomi dan merembet ke berbagai krisis lainnya, baik krisis politik maupun krisis keamanan.Â
Maka kalau merujuk dari pola pikir Ibn Khaldun  bahwa ekonomi yang kuat menunjukkan sebuah negara yang kuat. Sedangkan negara dengan ekonomi yang lemah, berarti menunjukkan ekonomi yang lemah.
Permasalahan ekonomi di tengah krisis kesehatan tidak bisa di pandang sebelah mata, Mengingat ekonomi merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan. Karena ekonomi menyangkut masalah hidup orang banyak, baik masalah sandang, pangan dan papan.Â
Maka untuk itulah menguatkan ketahanan pangan di masa krisis kesehatan yang belum selesai, tentunya sangat dibutuhkan dengan tujuan pangan terpenuhi. Karena apabila krisis kesehatan berlanjut terus menerus sudah dipastikan sektor ekonomi mikro juga sangat terdampak dengan keadaan tersebut.
Minyak goreng dan cabe yang menembus harga tertinggi di bulan juli 2022, sangat berpengaruh kenaikan di sektor ekonomi mikro. Sehingga menimbulkan kenaikan yang luar biasa dengan rasio kenaikan seratus persen harga gorengan di sekitar Solo Raya, pada saat sebelum bulan Mei 2022 seharga lima ratus rupiah pergorengan, baik gorengan tempe, bakwan, tahu dan gorengan lainnya.Â
Namun  di awal bulan Juli 2022 tembus di harga seribu rupiah pergorengan. Berangkat dari sinilah krisis kesehatan merambah menuju dampak ekonomi yang memprihatinkan di tingkat mikro.
Krisis kesehatan di mulai sejak tahun 2019 sampai tahun 2022 belum normal secara seratus persen, walaupun pelonggaran aktivitas mulai di laksanakan, tetapi kenyataannya pemulihan ekonomi belum berdampak normal secara seratus persen.Â
Namun dengan adanya pelonggaran ada kemajuan di bidang fashion yang ada di Malioboro Yogyakarta yang dahulu dalam penjualan fashion sangat berdampak, tetapi dengan adanya pelonggaran menunjukkan positif di dunia fashion di Malioboro yogyakarta.Â
Semakin membaik walaupun belum berdampak seratus persen mencapai puncak efektifitas pergerakan perdagangan fashion di Malioboro Yogyakarta.