Mohon tunggu...
Khoirul Mustofa
Khoirul Mustofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa KPI

Menulis Akan Memperpanjang Umur kunjungi juga blog saya pribadi kita akan menjelajahi tata cara yang baik dalam berkomunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Azimat Sejati Umat Islam dalam Pandangan Hamka

1 Januari 2021   15:37 Diperbarui: 7 Januari 2021   18:51 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buya Hamka (Sumber: tafsiralquran.id)

Di zaman yang modern ini, kepercayaan terhadap sesuatu barang tertentu yang bisa memberikan kemanfaatan berupa kekebalan masihlah ada di sebagain umat Islam. Bahkan ada sebuah kepercayaan terhadap tulisan Arab, yang ditulis dalam berbagai bentuk kaligrafi yang disusun indah, diyakini jika ditempatkan pada barang tertentu maka tidak akan dicuri oleh orang. Atau menyakini, jika sering membaca surat tertentu di dalam Al-Qur'an akan  kebal atau terlindungi dari bahaya, bahkan bisa dijamin masuk surga. 

Terdapat juga keyakinan jika membaca ayat tertentu, kemudian disebutkan orang yang dicintai maka orang tersebut akan terpincut dengannya. Mengenai masalah tersebut Buya Hamka menjelaskan tentang pandangannya, berdasarkan buku yang telah diterbitkan Gema Insani yang berjudul 1001 soal kehidupan yang dikumpulkan dari beberapa tulisan Hamka, ketika masih aktif menulis di media panji masyarakat. Maka di dalam tulisan ini, akan menjelaskan bagaimana pandangan Hamka mengenai azimat dalam ajaran Islam.

Azimat Sejati

Azimat yang sejati bagi umat Islam adalah Al-Qur'an, jika dilihat dari arti kebahasaan azimat berasal dari bahasa Arab yaitu al-iradatul Muakkadatu yang berarti kemauan atau tekad yang sangat kuat. Manakala kita menyakini betul dengan tidak adanya ragu-ragu dan setengah-setengah, niscaya akan kuatlah azam dan jimat kita. 

Azimat atau kebulatan telad, itulah yang membuat perjuangan yang tidak kenal menyerah. Sehingga azimat nabi dan seluruh orang yang beriman adalah isi Al-Qur'an itu sendiri dengan mengamalkan dan menjauhi larangannya. Dengan demikian, kita wajib memahami isi yang ada di dalam Al-Qur'an. 

Apabila orang memandang, bahwa dengan membaca surat Yusuf akan membuat muka manis atau dengan mambaca surat Yasin badan akan menjadi kebal. Bukan hanya demikian tetapi apabila kita membaca, memahami, dan mengamalkan seluruh isi di dalam Al-Qur'an maka kita akan bertambah manis dan kebal. Yang dimaksud adalah Orang yang membaca Al-Quran wajahnya akan bersinar, memancarkan nur iman dalam hati, apabila diiringi dengan mengamalkannya, termasuk surat Yusuf. 

Sehingga membuat hidupnya senantiasa bersinar, karena banyak amal kebaikan selama hidupnya. Jiwa menjadi kebal terhadap segala masalah kehidupan, segala tikaman atau fitnah yang menimpa orang yang beriman, tidaklah akan mempan untuk merontohkan keyakinan. 

Apabila ayat Al-Qur'an ditulis di kertas, kemudian dijadikan azimat untuk kepentingan tertentu itulah alamat pangkal meninggalkan isi Al-Qur'an, lalu pindah terhadap kulitnya saja. 

Dengan tidak sadar perilaku tersebut telah mempersekutukan Allah dengan kertas bertulisan ayat Al-Qur'an. Mereka sudah tidak langsung meminta kepada Allah, tetapi memakai perantara yaitu ayat-ayat Al-Qur'an yang mereka sendiri tidak paham terhadap apa yang ditulisnya itu. Buya Hamka menceritakan pengalamannya, ketika bertemu dengan seorang penjual rajah. 

Katanya apabila ditaruh di dinding rumah, maka rumah tersebut tidak akan kebakaran. Buya Hamka membelinya, kemudian kertas tersebut dibakar di hadapan penjual, hingga hangus menjadi abu. Buya Hamka berpendapat, "Bagaimana ia akan menangkal kebakaran, padahal ia sendiri terbakar?" 

Diceritakan oleh Hamka, bahwa beliau pernah mendengarkan informasi dari seorang guru yang mengajarkan kalau surat Yusuf dibaca, ketika malam Jum'at Kliwon, lalu diingat gadis yang dirindui, ia akan jatuh cinta kepadanya. Beliau memandang bahwa hal demikian, sama dengan merendahkan ayat Al-Qur'an, menyalahgunakan ayat Allah untuk pacar-pacaran. 

Selain itu ada juga pandangan yang dikritik oleh Hamka, terhadap pemikiran bahwa apabila membaca surat Yasin pada waktu tertentu akan kebal, tidak mempan kena pisau, atau alat yang lainnya. Padahal, tiga sahabat nabi yang benar-benar membaca surat Al-Qur'an termasuk surat Yasin mati kena tikam seperti Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib. 

Kebal yang Dikehendaki oleh Islam

Kebal yang dianjurkan di dalam ajaran Islam adalah kebal jiwanya dalam ketauhidan, mulai lahir sampai mati tetaplah dalam pendirian tauhid. Apapun macam cobaan dan gangguan tetap kebal. Jika ditembak, badan ini akan hancur, karena ia tidak kebal tetapi kayakinan hidup tetap kebal, tidak akan berubah. Itulah yang dimaksud dengan kebal dalam Islam. 

Keganjilan Jimat dan Solusi Pemecahan

Tentang barang yang mistis seperti keris atau batu cincin, Hamka menyakini bahwa ada sesuatu yang ganjil, namun apabila seorang menjauhi nilai tauhid dan kesatuan kepercayaan terhadap Allah, maka akan semakin berpengaruh keganjilan-keganjilan kepadanya. Dicontohkan seperti ketika nabi memerintahkan kepada Mughirah bin Syu'ab ketika menaklukkan negeri Thaif, disuruh oleh nabi untuk menghancurkan berhala Lata yang disembah. 

Ada orang yang takut dan menakut-nakuti, tetapi Muhgirah tidak bisa ditakuti oleh berhala itu. Terus diayunkan kapak dan dicincangnya berhala itu sampai lumat. Pada pukulan pertama dan kedua masih terdengar suara menggertak dalam berhala itu, oleh Sayidina Mughirah tidak dihiraukan sampai berhala itu hancur. Sehingga setan yang masuk ke dalam berhala itu,  berhadapan dengan iman Mughirah yang pada akhirnya setan kalah, iman menang.

Dengan demikian, apabila seorang bertambah yakin kepada keris atau batu cincin, maka bertambah jauhlah ia dari Allah, bertambah banyaklah keganjilan yang bisa dia lihat. Disebabkan, karena dia sudah dipermainkan oleh setan atau dipermainkan oleh ketakutannya sendiri yaitu sugesti.   

Hamka memberikan pilihan satu dari dua yaitu tauhid atau syirik, apabila saudara merasa sakit perut, maka datanglah ke dokter, jangan malah pergi ke dukun atau orang sakti yang akan memberikan jimat yang ditulis rajah-rajah atau ayat-ayat Al-Qur'an, karena Al-Qur'an bukan untuk mengobati sakit perut melainkan untuk mengobati jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun