Mohon tunggu...
Khoirul Anam
Khoirul Anam Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sabrang Lor

Jangan ragu untuk mencoba hal baru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bunga Telasih dan Pasar Kembang Sebagai Tradisi Menjelang Hari Raya Idul Fitri

23 Mei 2020   14:41 Diperbarui: 23 Mei 2020   14:45 1838
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bunga Telasih Untuk Nyekar

Bulan Ramadan selalu menjadi bulan yang istimewa bagi umat islam. Bulan ini merupakan bulan yang dianggap penuh berkah dan bulan dilipatkannya pahala. Suasana pada bulan Ramadan juga berbeda dengan bulan-bulan biasanya.  Orang-orang penuh suka cita ketika bulan Ramadan tiba. 

Hari ini adalah hari terakhir bulan Ramadan pada tahun 2020, dimana orang-orang mempersiapkan segala sesuatu mulai dari pakaian, hidangan, mempercantik rumah dan sebagainya untuk menyambut hari raya idul fitri. 

Lebaran memang selalu menjadi hari yang paling dinanti-nanti oleh semua orang baik yang tinggal di kota maupun yang tinggal di desa. Beberapa daerah memiliki tradisi yang berbeda-beda dalam menyambut hari raya lebaran. Di Kabupaten Demak misalnya, ada tradisi pasar kembang untuk menyambut hari raya Idul Fitri.

Pasar Kembang sudah menjadi tradisi rutinan tiap tahun di Demak. Pasar kembang bukan merupakan nama suatu pasar seperti yang ada di Yogyakarta. Namun Pasar Kembang yang ada di Demak ini merupakan sebutan untuk sehari menjelang hari raya Idul Fitri. 

Masyarakat berbondong-bondong membeli kebutuhan untuk Riyoyo. Riyoyo adalah sebutan untuk hari Raya seperti idul fitri dan idul adha. Mereka tumpah ruah di pasar membeli kebutuhan makanan, pakaian, perlengkapan untuk mempercantik rumah dan sebagainya.

Suasana Pasar Kembang di Pasar Wedung Demak tahun 2019
Suasana Pasar Kembang di Pasar Wedung Demak tahun 2019
Selain sebagai ajang untuk membeli kebutuhan Idul Fitri, pasar kembang ini juga menjadi salah satu ajang bertemunya berbagai kalangan masyarakat. 

Banyak anak-anak yang juga ikut senang dengan tradisi pasar kembang ini, seringkali mereka diajak orang tua mereka ke pasar untuk belanja bersama atau sekedar jalan-jalan dengan teman-teman mereka di pasar. Tak terkecuali Devi, Devi memanfaatkan pasar kembang untuk sekedar jalan-jalan bersama teman-temannya untuk menikmati suasana pasar kembang. 

Devi dkk jalan-jalan menikmati suasana pasar kembang
Devi dkk jalan-jalan menikmati suasana pasar kembang
Namun, hal utama yang menjadi ciri khas dari tradisi pasar kembang adalah banyaknya pedagang yang menjajakan bunga untuk nyekar. itulah kenapa dinamakan pasar kembang, karena hari tersebut banyak pedagang yang menjual bunga atau kembang untuk keperluan nyekar di pemakaman menjelang lebaran. Tidak seperti daerah-daerah lain, masyarakat Demak menggunakan kembang telasih untuk nyekar, mungkin penyebutannya di beberapa daerah berbeda.

Bunga telasih memiliki aroma yang harum dengan ciri khas warna ungu pada bunganya. Biasanya satu ikat bunga telasih dibandrol dengan harga lima ribu rupiah. Para pedagang bunga ini sudah mulai menjajakan dagangannya menjelang subuh hingga sore hari. Masyarakat umumnya menggunakan bunga ini untuk nyekar pada sore hari, namun ada juga yang nyekar pada pagi hari. 

Bunga ini memang khusus hanya ada ketika menjelang idul Fitri. Karena memang, bagi masyarakat Demak khususnya masyarakat Wedung, tradisi pasar kembang ini syarat akan makna. Menurut masyarakat Wedung Demak, telasih berasal dari kata telas dan asih. Telas artinya habis dan asih artinya welas asih, jadi telasih maknanya adalah ketika menjelang idul Fitri dosa-dosa para ahli kubur atau orang-orang yang meninggal akan dihapus semua dosanya sampai habis dan hanya tinggal welas asih dari Allah.

Ada juga yang menyebutnya dengan telesih, berasal dari kata teles dan isih, teles artinya basah dan isih artinya masih, jadi telesih maknanya adalah jika bunga telesih ini masih basah dan belum kering, maka para ahli kubur atau orang yang meninggal tersebut akan terbebas dari siksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun