Mohon tunggu...
Khofifah AyuVirnanda
Khofifah AyuVirnanda Mohon Tunggu... Bankir - Manusia yang dalam masa perbaikan

Apapun yang hadir dikehidupan kita, mari coba menghargainya. Sekecil apapun itu :))

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agama Konghucu, Budaya China yang Masuk ke Indonesia dan Berbagai Filsuf di Dalamnya

29 Maret 2020   22:54 Diperbarui: 29 Maret 2020   23:03 2294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

         

Indonesia memiliki banyak keberagaman. Suku, ras, maupun agama nya. Dengan semboyan nya "Berbeda-beda tapi tetap satu jua" bangsa Indonesia menjadi bangsa yang saling menguatkan meski banyak perbedaan. Salah satu keberagaman Indonesia akan saya bahas di artikel ini, yaitu agama Kong Hu Cu.

Pada tanggal 14 Maret 2020 saya bersama teman teman mengadakan kunjungan dan wawancara ke salah satu klenteng di Malang yang bernama Klenteng Eng An Kiong yang bertempat di jl. Martadinata, Kotalama, Kec. Kedungkandang, Malang. Kami berkesempatan untuk mewawancarai Bun Su Anton Triono, yang merupakan rohaniawan di Klenteng tersebut.

Tempat beribadahnya satu agama dengan agama lain berbeda. Seperti agama Kong Hu cu ini, tempat beribadahnya di namakan klenteng. Istilah Klenteng sendiri diberi nama oleh suku Jawa yang biasa membuat nama dari bunyi alat pemanggil ibadah mereka, yaitu lonceng yang berbunyi " teng-teng-teng". 

Sambutan hangat diberikan oleh para umat Kong Hu Cu yang sedang beribadah pada saat itu. Pak Anton mengatakan bahwa klenteng tersebut merupakan tempat beribadahnya 3 agama sekaligus. Yaitu agama Buddha Mahayana, Tao, dan Kong Hu Cu. Istilahnya, 3 agama beribadah dalam satu atap, kata pak anton. Mereka sangat ramah kepada kami, sampai meyuruh kami untuk ikut makan bersama mereka. 

Halaman Depan Klenteng Eng An Kiong
Halaman Depan Klenteng Eng An Kiong

Keberadaan agama Kong Hu Cu ini seiring dengan kelahiran nabi nya agama ini pada 551 SM. Jadi, sebenarnya, agama Kong Hu Cu merupakan agama tertua di dunia karena sudah berumur 2.571 tahun. 

Di setiap klenteng pasti di dominasi oleh warna merah, seperti lampu lampionnya, dinding ruangannya, hiasan-hiasannya, mapun peralatan untuk beribadah. Warna merah disini bukan berarti komunis, tapi merupakan filosof simbol kehidupan, dimana Tuhan Yang Maha Esa telah memberi kehidupan kepada setiap makhluk hidup. 

Manusia, dengan darah yang mengalir di tubuhnya, dan darah itulah yang dimaksud warna merah diklenteng-klenteng. Pak Anton juga menjelaskan tentang filsuf agama Kong Hu Cu ini, yaitu "Dimana bumi berpijak, disitu langit dijunjung", oleh sebab itu, kita sama-sama mengetahui, dari Sabang sampai Merauke banyak kita jumpai orang China. Mengapa demikian? karena nenek moyang mereka mengajarkan kepada mereka tentang hukum-hukum Tuhan, seperti contohnya kita dapat bernafas dengan bebas dan secara gratis. 

Kong Tiek Cun Ong, adalah salah satu yang agama Kong Hu Cu sucikan. Beliau sejak muda sering keluar masuk hutan untuk mempelajari tumbuh-tumbuhan. 

Sehingga Kong Tiek Cu ini mengenal segala macam tumbuhan yang baik untuk obat-obatan maupun untuk kegunaan lainnya. Makanya, biasanya obat-obat herbal kebanyakan berasal dari China. Tuhan Yang Maha Esa menaruh cinta kasih kepada manusia dengan bukti menjadikan negaraIndoneisa ini di keadaan yang agraris. 

Pak Anton mengatakan bahwa agraris ini belum pertanian, tapi masih berupa tanah yang kaya akan manfaat untuk dijadikan media bercocok tanam. Dan seharusnya manusia selalu bersyukur atas apa yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Dimana agama Kong Hu Cu ini menyebutnya Thian.

Antar umat beragama mempunyai salam masing-masing. Agama Islam dengan Assalamualaikum,Hindu dengan Om Swatyastu, Katolik dengan Shalom, Buddha dengan Sotti Hotu, dan Kong Hu Cu ini dengan Wei De Dong Tian,  yang memiliki arti "Hanya kebajikan Tuhan berkenan". Salam ini diucapkan sampil tangan dikepal, menunjukkan simbol ibu, ayah, sehingga membentuk huruf "Ren" yang artinya manusia. Dan di jawab dengan salam "Xian You Yi De" yang berarti hanya ada satu kebajikan, yaitu kebajikan dari Tuhan. Untuk kitab suci agama Kong Hu Cu ini adalah Si Shu ujing. Yanag didalmnya terdapat 9 kitab, yang ada berdasarkan firman dan wahyu.

Ketika sebelumnya kami mengelilingi klentemg tersebut, kami menemukan di dalam ruang peribadatan ada kotak-kotak kecil yang berisikan kertas yang sepertinya sudah lama tidak di pegang. Lalu kami menanyakan kepada Pak Anton. Dan ternyata kertas-kertas itu merupakan Iman Chiamshi, yang artinya menanyakan nasib. 

Agama Khong Hu Cu ini tidak memiliki aliran-aliran seperti di agam islam, namun di agama Khong Hu Cu memiliki murid-murid. Pak anton mengatakan bahwa nenek moyang bangsa China bukan hanya mengenalkan tentang tumbuhan obat-obatan, tapi juga empon-empon atau biasa disebut rempah-rempah seperti kencur, kunir,dll. Di Agama Kong Hu Cu sendiri terdapat sebutan-sebutan untuk pemimpin-pemimpin nya. Kausing,bunsu dan haksu. Kausing adalah penebar agama. Bunsu seperti Ustadz. Dan haksu seperti Kyainya.

Orang Thionghoa yang keluar dari China, lalu berumah tangga dimana saja, diharapkan didalam rumah itu tempat untuk sembahyang,dan sembahyang nya itu untuk Tuhan Yang Maha Esa dan kepada leluhur. Agama Kong Hu Cu sendiri di Indosenia baru diresmikan pada saat pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid pada tahun 2000 setelah pada tahun sebelumnya agama kong hu cu ini didiskriminasi.

Orang-orang Kong Hu Cu sangat ramah kepada kami . Hingga akhirnya kami diajak makan bersama setelah mereka selesai sembahyang pada hari itu. Seakan-akan kami tidak ada perbedaan dengan mereka. Kami dipersilahkan makan, dan tempat makannya pun mereka sediakan untuk kami. Sungguh observasi di Klenteng ini sangat bermanfaat bagi kami yang masih awam dan belum mengenal tentang agama Kong Hu Cu ini. 

Bunsu Anton Triono saat wawancara bersama kami
Bunsu Anton Triono saat wawancara bersama kami
Dan kami sangat berterima kasih kepada bapak satpam yang mengizinkan kami masuk, terima kasih juga untuk sambutan hangatnya dari bapak Rudi yang telah memberi kami minumpada sat observasi pertama, terima kasih untuk bapak Anton yang bersedia memberi informasi serta ilmu kepada kami tentnag agama Kong Hu Cu ini, dan juga terima kasih banyak kepada semua umat Kong Hu Cu pada saat itu, yang sangat ramah, dan membiarkan rasa penasaran kami menemukan kebenaran.

Saya kira cukup sampai disini artikel orak arik ini,semoga bermanfat bagi yang membacanya, dan semoga bermanfaat bagi generasi muda selanjutnyaa. Salam 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun