Mohon tunggu...
Khoerunisa ArRahma
Khoerunisa ArRahma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa aktif

Mahasiswa PGSD UPI Kampus Sumedang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Hambatan Pembelajaran Daring

25 Juli 2021   07:43 Diperbarui: 13 Desember 2021   19:32 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lebih dari satu tahun lamanya Indonesia dan dunia dilanda pandemi Covid-19 yang sampai sekarang belum tuntas. Kebijakan-kebijakan pemerintah sebagai langkah pencegahan penyebaran virus ini dilakukan dalam banyak cara. 

Kebijakan terbaru saat ini adalah PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang berlaku sampai tanggal 25 Juli 2021 dan tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang. Kebijakan ini lebih tegas dibanding kebijakan sebelumnya yaitu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) dan menimbulkan pro-kontra.

Pandemi dan kebijakannya ini memberikan dampak yang besar di berbagai bidang, tak terkecuali bidang pendidikan. Pembelajaran dalam jaringan (daring) sebagai upaya untuk memutus penyebaran virus di lingkungan sekolah nyatanya tidak cukup layak untuk dilakukan karena beberapa kendala. 

Sekolah dasar yang berada di pedesaan yang kurang memadai untuk mengadakan pembelajaran daring tentu sangat merasakan banyak hambatan. Banyak siswa yang tidak mempunyai smartphone, kebanyakan siswa menggunakan smartphone orang tua. Kendala lain dari keterbatasan ini adalah beberapa orang tua yang bekerja sehingga siswa mengikuti pembelajaran ketika orang tuanya sudah pulang kerja, akibatnya terjadi keterlambatan informasi.

Guru disana menyatakan bahwa kendala smartphone tersebut membuat pembelajaran yang dilakukan tidak sesuai jadwal, lebih lama dibanding pembelajaran di sekolah seperti biasanya. Pembelajaran yang dilakukan dengan Zoom Meeting dianggap guru lebih efektif karena dilakukan dalam satu waktu, namun itu pun hanya diikuti oleh beberapa siswa saja. 

Selain pembelajaran daring, sekolah juga memberlakukan pembelajaran dengan cara home visit. Teknisnya adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan wilayahnya, lalu guru mendatangi masing-masing kelompok. 

Pembelajaran menjadi lebih efektif dengan sistem ini namun guru menjadi lebih terkuras energinya karena harus menyampaikan materi yang sama, dengan durasi yang sama, dalam waktu yang berbeda, dan untuk beberapa kelompok yang berbeda.

Setiap alternatif pembelajaran daring yang dicetuskan selalu diiringi oleh hambatan dan keterbatasan. Ini sangat dirasakan oleh peserta didik dan pendidik yang berada di daerah pedesaan. 

Guru-guru di pedesaan khususnya berharap dapat segera bertatap muka secara langsung dengan siswanya, pembelajaran daring ini membuat kemistri antara guru dan siswa tidak terbangun dengan baik. Semoga pandemi ini segera berakhir sehingga pendidikan di Indonesia dapat bangkit lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun