[caption id="attachment_336060" align="aligncenter" width="700" caption="punakawan"][/caption]
OLEH: Khoeri Abdul Muid
Bagong: He..e!.. he...e!.. He..e!.. he...e!..
Petruk: Gong, kamu itu menangis apa menyanyi!? Datang-datang bikin berisik aja...
Bagong: Aku sangat tersinggung. Pelecehan dan pornografi!...
Gareng: Apa yang pelecehan dan pornografi, Gong?
Bagong: Itu anak-anak Togog, pada mencibir dan menghina kita. Katanya nama-nama kita itu simbol-simbol rendahan bahkan cenderung pornografi!
Gareng: Maksudnya?!...
Bagong: Katanya, Semar berarti mesam-mesem (tersenyum-senyum) di kamar. Bagong, lantaran melihat bokong. Gareng, juga melihat barang sigar (terbelah) dan mereng (miring). Dan, petruk, entah lah, katanya dengan nada mencibir, petrak-petruk, petrak-Pet-Ruk begitu...
Petruk: Alaah... itu khan asosiasi mereka yang kotor aja. Gantian balas dengan asosiasi yang lain dunk.. misalnya, tersenyum-senyum di kamar karena kita orang kaya. Kita anggota Kamar Dagang Indonesia (KADIN). Melihat bokong, kalau bokong mobil mewah Lamborgini yang yahuut terus kenapa?. Kemudian barang terbelah dan miring khan macam-macam. Pintu model kupu tarung khan juga terbelah dan miring? Sementara kalau petruk asosiasinya ya saya saja, si seksi ganteng berhidung mancung..h h h...
Semar: H h h, he he he, ada apa to koq pada kongkow-kongkow tidak bekerja?
Bagong: Ini Rama, kita sedang bersidang, karena keluarga kita sedang diteror oleh anak-anak Togog sebagai simbol-simbol rendahan bahkan pornografi atau apalah. Pokoknya nadanya sarkasme, Ma..
Semar: Sabar-sabar, orang yang suka menghina orang maka sebagian kemuliaannya sesungguhnya telah dikuranginya sendiri dan bisa-bisa kemuliaan yang terhinakan itu justru makin bertambah, Anak-anakku...
Gareng: Tapi, Ma, bagaimana kita bisa membalasnya?
Semar: Kejelekan nggak usah dibalas dengan kejelekan, karena jika kita membalasnya juga dengan kejelekan maka kita selevel saja dengan mereka dunk...
Petruk: Lalu kita apakan anak-anak Togog itu, Rama?
Semar: Ya, kita cukup bersatu saja. Keluarga Punakawan harus menjaga persatuan-dan kesatuan. Soal akhlaq atau moral, nggak usah kita jelaskan lewat pidato saja tetapi yang terpenting adalah dengan perilaku kita sehari-hari. Punakawan adalah kebersatuan dan amalan.
Bagong: Maksudnya, Ma?
Semar: Yup. Kita adalah simbol amar makruf nahi munkar (perintah yang baik dan mencegah yang buruk).Antara Semar, Gareng, Petruk dan Bagong tidak bisa dipisahkan. Karena kalau dimaknai secara terpisah maka akan menyesatkan sebagaimana celoteh anak-anak Togog itu.
Gareng: Kenapa, Ma?
Semar: Yup. Semar-Gareng-Petruk-Bagong merupakan simbol dakwah, sebab kata-kata itu pecahan dari kalimat SAMIRTU KHAIRAN FATHRUK ALBAGHO. Artinya, perintahlah pada hal-hal kebaikan dan cegahlah dari hal-hal yang buruk.
Bagong, Gareng,Petruk: Oooo...begitu ya, Ma...kami baru tahu, ma. Matur Nuwun, Rama...***
sumber gambar: watisuin.blogspot.com