Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR Penerbit dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Baron Sekeber [05]: Vs. Adipati Pati Bagian I

29 November 2024   20:48 Diperbarui: 30 November 2024   03:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Siang itu, gua di Gunung Patiayam terasa gerah. Baron Sekeber duduk santai di luar, menikmati angin. Di sekitarnya, para pengikutnya sibuk melayani, termasuk Panggah, Panggih, Jarot, dan Wage, yang kini tampak asyik berbincang.

"Kita harus berterima kasih kepada Tuan Sekeber. Ingat waktu kita menghadangnya di Gunung Bedhah? Kalau saja dia tidak punya belas kasihan, mungkin kita sudah mati saat itu," kata Panggah, mengenang pertemuan mereka dengan Baron Sekeber.

"Betul! Makanya, kalau melayani Tuan Sekeber, kita harus sopan. Bahkan, kalau perlu, kita belajar bahasanya supaya makin akrab," tambah Panggih.

Pembicaraan mereka terhenti ketika Jarot datang membawa kabar, "Nasinya sudah matang!"

"Baik, siapkan di meja dan persilakan Tuan Sekeber," perintah Panggah.

Mereka bergotong royong menyajikan makan siang. Piring, nasi, lauk-pauk, dan ceret air tertata rapi. Sesaat kemudian, Panggah menghampiri Baron Sekeber, mengundangnya masuk.

"Silakan makan, Tuan," sambut Wage dengan gaya bicaranya yang meniru-niru aksen Sekeber. Namun, kalimat Wage yang mencampuradukkan bahasa Jawa dan Indonesia memicu perdebatan kecil.

"Goblog! 'Siang' itu artinya 'awan', bukan 'siyang'!" sergah Panggah.
"Tapi kan Tuan Sekeber bilangnya 'siang' untuk 'awan', Kak," balas Jarot membela Wage.

Baron Sekeber hanya tersenyum tipis, tidak terlalu peduli. Namun, kesalahpahaman segera terjadi saat Wage memperkenalkan lauk-pauk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun