Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bangkit dari Abu, Kaisar dan Para Guru

25 November 2024   19:32 Diperbarui: 25 November 2024   19:36 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
guru adalah kunci sukses negara. dokpri

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Suara angin menerpa puing-puing yang berserakan di kota Tokyo. Gedung-gedung yang dulunya megah kini tinggal kerangka, sementara orang-orang berjalan tanpa arah, membawa sisa-sisa harapan di punggung mereka. Di tengah kehancuran Jepang pasca-bom Hiroshima dan Nagasaki, Kaisar Hirohito mengumpulkan para penasihatnya di ruang sidang Kekaisaran.

Suasana tegang. Para menteri saling berbisik, membayangkan perintah seperti mengerahkan sisa tentara atau mencari cara memperkuat kas negara. Tetapi, pertanyaan pertama Kaisar membuat semua terdiam.

“Berapa banyak guru yang masih tersisa?”

Menteri Pertahanan mengangkat alisnya, tak percaya dengan apa yang baru didengarnya. “Yang Mulia, saat ini kami mendata jumlah tentara, bukan guru,” katanya hati-hati.

Kaisar Hirohito menatapnya dengan sorot tajam. “Tanpa guru, siapa yang akan membangun pikiran generasi kita? Perang telah menghancurkan tubuh kita, tetapi pikiran adalah benteng terakhir. Hitung jumlah guru sekarang juga!”

Guru: Penjaga Harapan di Tengah Kehancuran

Dua minggu kemudian, laporan selesai. Dari sekitar 300.000 guru sebelum perang, hanya 45.000 yang masih hidup dan mampu mengajar. Laporan ini dibacakan dalam sidang darurat, disertai grafik dan angka yang menunjukkan betapa rapuhnya situasi Jepang.

Salah satu menteri angkat bicara. “Yang Mulia, pendidikan memerlukan waktu bertahun-tahun. Kita butuh solusi cepat. Senjata, bukan sekolah!”

Kaisar Hirohito berdiri perlahan dari takhtanya. “Negara ini telah kehilangan banyak hal, tetapi kita tidak boleh kehilangan pikiran kita. Pendidikan adalah senjata yang paling kuat. Guru-guru itu adalah penjaga harapan kita.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun