Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR Penerbit dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hapus Kesenjangan SOSEK, Kenapa?

21 November 2024   15:27 Diperbarui: 21 November 2024   16:07 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Ada satu nilai moral penting dalam sila kelima Pancasila, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, sebagai ideologi negara Republik Indonesia, yakni: Negara Harus Menghilangkan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Antara Warga Negara.

Analisis Mendalam: Negara Harus Menghilangkan Kesenjangan Sosial dan Ekonomi di Antara Warga Negara

I. Perspektif Teori

1. Teori Keadilan Sosial -- John Rawls

John Rawls, dalam karyanya A Theory of Justice, mengajukan dua prinsip keadilan yang relevan dengan topik kesenjangan sosial dan ekonomi:

  • Prinsip Kebebasan: Setiap individu harus memiliki kebebasan dasar yang setara, seperti hak atas pendidikan, pekerjaan, dan kebebasan untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik.
  • Prinsip Perbedaan: Rawls menyatakan bahwa ketidaksetaraan sosial dan ekonomi hanya dapat diterima jika ketidaksetaraan tersebut memberikan keuntungan bagi kelompok yang paling kurang beruntung dalam masyarakat. Dalam konteks ini, negara harus mengintervensi untuk mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial dengan memberikan perhatian lebih pada kelompok-kelompok yang tertinggal agar mereka dapat mengakses sumber daya yang setara dan meraih kesempatan yang adil.

Menurut Rawls, keadilan distributif mengharuskan negara untuk mewujudkan kesetaraan dalam distribusi sumber daya, seperti pendidikan dan kesehatan, serta mengurangi ketimpangan ekonomi yang ada.

2. Teori Pembangunan Manusia -- Amartya Sen

Amartya Sen dalam teori kemampuan (capabilities)-nya menekankan bahwa pembangunan harus dilihat sebagai perbaikan dalam kemampuan individu untuk mencapai fungsi-fungsi dasar dalam hidup, yang mencakup kebebasan untuk memperoleh pendidikan yang baik, kesehatan yang memadai, dan kesempatan yang setara dalam ekonomi.

  • Pendidikan dan Kesehatan: Sen berargumen bahwa kesenjangan sosial dan ekonomi sering kali terjadi karena ketidakmampuan kelompok tertentu untuk mengakses pendidikan dan layanan kesehatan. Oleh karena itu, negara harus menyediakan akses yang setara untuk semua warga negara, terlepas dari status sosial atau ekonomi mereka.
  • Mobilitas Sosial: Dalam konteks kesenjangan ekonomi, Sen menyoroti pentingnya mobilitas sosial sebagai faktor penting dalam mengurangi kesenjangan. Negara harus mengatasi hambatan struktural yang menghalangi mobilitas sosial, seperti ketidaksetaraan dalam akses pendidikan dan pekerjaan.

Sen juga menyatakan bahwa disparitas pendapatan dan kesempatan merupakan penyebab utama ketimpangan sosial yang menambah kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin, sehingga negara harus aktif dalam menciptakan kebijakan redistribusi yang mengurangi ketidaksetaraan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun