Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR Penerbit dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Kearifan Lokal dan Nilai Moral Ketuhanan Yang Maha Esa

17 November 2024   18:31 Diperbarui: 17 November 2024   18:38 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Kearifan lokal Indonesia sejak zaman dahulu sangat kaya akan nilai-nilai yang sejalan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila.

Prinsip ini tidak hanya mencerminkan keyakinan terhadap adanya kekuatan yang lebih tinggi atau Tuhan Yang Maha Esa, tetapi juga menggambarkan penghormatan terhadap pluralitas agama dan keyakinan yang ada dalam masyarakat.

Sejarah Indonesia menunjukkan bahwa nilai moral ini sudah terkandung dalam banyak budaya lokal yang ada di nusantara. Kearifan lokal tersebut, meskipun beragam, memperlihatkan pemahaman yang mendalam akan adanya satu Tuhan yang Maha Esa, serta pentingnya saling menghargai perbedaan.

Berikut ini adalah beberapa contoh kearifan lokal Indonesia yang mendukung dan sejalan dengan prinsip Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila:

1. Filosofi Kepercayaan kepada Tuhan dalam Berbagai Suku

Banyak suku di Indonesia, meskipun hidup dalam sistem kepercayaan animisme dan dinamisme, memandang Tuhan sebagai pencipta alam semesta yang Maha Esa.

Konsep ini terwujud dalam berbagai ritual dan mitos yang berkembang di kalangan masyarakat. Misalnya, di Jawa terdapat konsep Sangkan Paraning Dumadi, yang berarti bahwa segala ciptaan, termasuk manusia, berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.

Dalam Babad Tanah Jawi, sebuah naskah sejarah yang penting bagi masyarakat Jawa, disebutkan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang harus kembali kepada-Nya, yang menggambarkan pengakuan terhadap kekuatan Yang Maha Esa.

Konsep ini juga ditemukan dalam ajaran masyarakat Bali, di mana meskipun mereka mempraktikkan agama Hindu, tetap menghormati segala bentuk kepercayaan dan menghargai Tuhan sebagai kekuatan tertinggi dalam kehidupan.

Di Bali, terdapat tradisi Tata Tentrem Kerta Raharja, yang menunjukkan bahwa kedamaian dan kesejahteraan hanya dapat tercapai melalui penghormatan kepada Tuhan dan kedamaian antar sesama umat beragama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun