Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ponco, Silo, dan Kesenjangan Sosial-Ekonomi

16 November 2024   05:08 Diperbarui: 16 November 2024   05:08 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. gramedia.com

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Soal nasib. Meski bagai langit- bumi. Ponco dan Silo merupakan teman berkelindan. Teman sinorowedi. Teman securahan hati.

Berlatarbelakang yang lain. Pendidikan Ponco mandeg sampai jenjang SMA. Sementara Silo berkesempatan mengenyam ilmu di IKIP Yogyakarta hingga S-3.

Beruntung mereka bekerja dalam lingkungan yang sama. Silo meskipun masih muda sudah dipercaya menjadi asisten Bupati. Sementara Ponco, pasukan Satpol PP. Sehingga hampir saban hari pasca-bekerja. Ponco dan Silo mengistiqomahkan kebiasaan lama. Kongko-kongko. Ngopi-ngopi. Tapi no smoking.

Sebenarnya, saat di SD, rangking Ponco lebih baik dari Silo. Sehingga meski senjang taraf pendidikannya, tapi Ponco mampu mengimbangi Silo saat bergulat pikir dalam 'guyon maton' mereka.

Ya. Mereka sering berdiskusi soal apa saja. Se-mood mereka.

Asiknya, dua-duanya hoby membaca buku-buku tebal dan menulis di blog "nitizen Bersatu".

[Ponco dan Silo sedang duduk berdiskusi di sebuah kedai kopi.]

Ponco:
Silo, aku baru saja membaca teks yang sangat menarik tentang kesenjangan sosial dan ekonomi. Katanya, John Rawls, Amartya Sen, Thomas Piketty, dan David Held punya teori masing-masing tentang bagaimana negara harus mengatasinya. Tapi aku penasaran, kenapa sih teori-teori itu begitu penting untuk dibahas di Indonesia?

Silo:
Itu pertanyaan bagus, Ponco. Indonesia memiliki tantangan besar dalam hal kesenjangan sosial dan ekonomi, meskipun sudah ada upaya untuk menguranginya. Teori-teori ini memberikan kerangka berpikir yang berbeda untuk memahami masalah ini. Misalnya, John Rawls dengan prinsip kebebasan dan perbedaannya. Menurut Rawls, ketidaksetaraan bisa diterima kalau itu justru menguntungkan mereka yang paling kurang beruntung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun