Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR Penerbit dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cahaya Kecil di Hari Pembaptisan

2 November 2024   00:37 Diperbarui: 2 November 2024   00:43 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
unsplash.com/@humakabakci

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pagi itu, udara di Gereja Santo Martinus, Desa Lembah Harapan, terasa sejuk dan penuh kekhusyukan. Keluarga besar sudah berkumpul, membawa sukacita yang besar untuk menyaksikan momen sakral pembaptisan bayi kecil bernama Mikael Nathaniel Asoka.

Namun, apa yang membuat hati mereka penuh harap dan sedikit cemas? Mengapa sang nenek, Oma Lila, tak henti-hentinya melihat ke arah pintu gereja dengan raut wajah gelisah? Dan apakah doa-doa yang dilantunkan dalam hati mereka akan terwujud hari itu?

Sejak semalam, hujan deras turun tanpa jeda, menyebabkan jalan menuju gereja licin dan tergenang di beberapa titik. Beberapa tamu yang datang dari luar kota hampir saja tersesat karena akses menuju desa Lembah Harapan tidak mudah.

Oma Lila yang sangat bersemangat menyambut pembaptisan cucunya pun tak luput dari rasa khawatir. Bagaimana jika hujan ini menghalangi tamu-tamu yang belum tiba? Bagaimana jika ada sesuatu yang terlupakan di tengah persiapan yang serba mendadak?

Ketika sebagian besar tamu berhasil tiba dengan selamat, Oma Lila merasa lega. Namun, masalah baru muncul ketika ibu Mikael, sambil menggendong bayi kecil itu, menyadari bahwa baju pembaptisan Mikael tertinggal di rumah!

Wajah ibu Mikael memucat, dan ayahnya segera mencoba menelepon anggota keluarga yang masih di rumah, memohon mereka untuk membawa baju itu ke gereja. Tapi, jalan yang licin dan hujan yang turun tanpa henti membuat usaha tersebut terhalang.

Oma Lila, tak ingin momen ini ternoda oleh kekurangan apa pun, berpikir cepat. Ia meminjam kain putih bersih dari penjaga gereja dan mulai melilitkan kain itu dengan penuh kasih di tubuh kecil Mikael.

Meski baju pembaptisan yang asli tak ada, kain putih sederhana itu tampak begitu anggun dan sakral, seolah-olah sudah dipersiapkan dengan hati. Oma Lila tersenyum tipis, bersyukur, dan berharap Mikael tetap bisa dibaptis dengan penuh keberkahan.

Ketika air kudus dibasuhkan ke dahi Mikael, suasana hening menyelimuti gereja. Tiba-tiba, Mikael menangis keras, dan suara tangisannya seolah menjadi doa syukur yang memenuhi ruang, menguatkan harapan keluarga bahwa Tuhan senantiasa menyertainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun