Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah Sor Pring]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP (maaf WA doeloe): 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sekolah Zonder Kertas, Relevansi dan Tantangan di Era Digital

15 Oktober 2024   05:13 Diperbarui: 16 Oktober 2024   15:20 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi anak belajar. (Sumber: shutterstock via kompas.com)

Di era digital yang semakin maju, gagasan tentang "sekolah tanpa kertas" yang dicetuskan oleh BJ Habibie menjadi semakin relevan. 

Konsep ini bukan hanya sekadar menggantikan buku dan lembar kerja dengan teknologi, tetapi juga menciptakan sebuah paradigma baru dalam pendidikan yang lebih efisien, interaktif, dan ramah lingkungan. Namun, untuk merealisasikan visi ini, kita harus mempertimbangkan tantangan dan peluang yang ada.

Pertama, mari kita tinjau potensi positif dari sekolah tanpa kertas. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, siswa dapat mengakses berbagai sumber pembelajaran secara online, seperti e-book, video pendidikan, dan materi interaktif lainnya. 

Ini tidak hanya meningkatkan keterlibatan siswa, tetapi juga memberikan kesempatan untuk belajar secara mandiri dan sesuai dengan kecepatan masing-masing. 

Dalam konteks globalisasi, kemampuan untuk mengakses informasi dari seluruh dunia menjadi keterampilan yang sangat berharga bagi generasi muda kita.

Selain itu, sekolah tanpa kertas dapat mengurangi biaya pengeluaran untuk alat tulis dan buku. Ini berarti anggaran pendidikan dapat dialokasikan untuk pengembangan infrastruktur digital dan pelatihan guru, yang sangat diperlukan untuk mendukung transisi ini. 

Di saat yang sama, kita juga berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dengan mengurangi penggunaan kertas.

Namun, realisasi gagasan ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Tantangan utama yang harus kita hadapi adalah infrastruktur teknologi yang belum merata di seluruh Indonesia. 

Akses internet masih menjadi masalah di banyak daerah, terutama di wilayah terpencil. Menurut data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, sekitar 30% daerah di Indonesia belum terhubung dengan internet yang memadai. Hal ini tentu menjadi penghalang besar bagi implementasi sekolah tanpa kertas yang merata.

Selanjutnya, kesiapan dan keterampilan guru juga sangat penting. Dalam konteks pendidikan, guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai fasilitator yang mampu memandu siswa dalam penggunaan teknologi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun