Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

Sebelum diangkat menjadi abdi negeri, pernah mengajar di SMA TARUNA NUSANTARA MEGELANG. Sekarang mengguru di SDN Kuryokalangan 01, Dinas Pendidikan Kabupaten Pati Jawa Tengah, UPTKecamatan Gabus. Sebagian tulisan telah dibukukan. Antara lain: OPINI GRASSROOT SOAL PENDIDIKAN GRES; Si Playboy Jayanegara dan Bre Wirabhumi yang Terpancung. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id. HP (maaf SMS doeloe): 081226057173.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Kudeta Turki Edisi Topeng Mas: Geger Kapten Lazaro#6

16 Oktober 2016   05:00 Diperbarui: 16 Oktober 2016   07:53 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Membaca situasi yang tidak menguntungkan bagi Jendral Mohamad yang sohib sekongkolnya itu, segera saja Minister Saul Mahmud mem-followup persidangan.

“Ampun, Tuan Sultan… Orang ini perlu diberi imbal jasa. Dan, menurut hamba, pantas orang ini diberi uang 10 Riyal untuk bekal hidup, Tuan Sultan…”.

“Jangan hanya 10 Riyal.  Ditambah 20 Riyal menjadi 30 Riyal”, timpal Sultan Abdul Aziz mengikuti logika Minister Saul Mahmud.

“Ampun, Kanda Sultan… Kanda Sultan jangan terseret pada retorika Minister Saul Mahmud yang menurut saya materialistic dan naïf itu. Karena nyawa saya tidak sepadan dengan harga 30 Riyal. Toh, di pasar tidak ada yang menjual nyawa kan, Kanda Sultan..?”,pertanyaan bernada sangkalan Siti Rokhana sembari berkaca-kaca lensa matanya.

“Jika Kanda Sultan berkenan… Saya mohon Sadi si penolong saya ini dianugerahi pangkat sebagai pengawal pribadi saya, Kanda Sultan”.

“Baiklah, kau Sadi… Mulai saat ini kamu kuberi pangkat sebagai pengawal pribadi Adikku Siti Rokhana dengan gelar Bei. Dan, saya perkenankan berkantor di Taman Hertantun. Bagaimana, Sadi Bei?”.

“A… ampun… Ha ha.. hamba bagai kejatuhan bulan, Tuan Sultan…”.

“Baiklah, persidangan saya tutup”, titah Sultan sembari meninggalkan bangsal utama menuju ruang pribadi dengan dikawal para ajudan pribadinya.

Sementara itu, yang lain bubar, menuju tempat tugas masing-masing.

“Dinda Jendral, kenapa hari ini kau nampak bodoh sekali?”, cercaan kalem Minister Saul Mahmud kepada Jendral Mohamad sembari berjalan berdampingan.

“Entahlah, Kanda Minister… Sedang bebal otak aku ini, Kanda…”, jawab Jendral Mohamad sekenanya sambil menampar sendiri dahinya.

(BERSAMBUNG).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun