Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis 12 Buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sahabat Waktu

28 September 2023   12:34 Diperbarui: 28 September 2023   12:36 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input sumber gambar: dokumen pribadi


Aku seorang perempuan yang telah terlahir, menjadi dewasa dan kemudian menikah.
Perjalanan panjang terasa begitu melelahkan dan sangat membosankan.


Satu ketika tiba-tiba aku merasa ada di dalam goa yang sempit, gelap dan pengap. Aku terjebak di situ tanpa ada jalan keluar.
Seketika aku pun mulai menyadari keberadaanku di tempat yang asing itu


Kemudian kerinduan melihat cahaya adalah kebutuhanku yang sangat mendasar
Maka terdoronglah aku untuk bergerak dan menemukan dimana titik cahaya itu...


Dengan tertati-tatih aku pun mulai berdiri dan berusaha meraba-raba pada dinding goa
Berusaha keluar untuk melihat wajah sendiri agar tau siapa aku sebenarnya.


Seketika aku mulai samar melihat ada satu titik cahaya kecil dari kejauhan
Perlahan-lahan aku telusuri cahaya itu
Hingga sampailah aku di mulut goa

Dan aku kembali tersadar
Ternyata wajah cahaya itu begitu menyilaukan dalam perjalanan, kembali ke Rumah yang ada dalam benakku.

Aku melihat ada seseorang yang sedang duduk husu sepertinya beliau begitu menikmati kesunyian.

"Ya Allah. Begitu lama aku terjebak di satu tempat yang aku sendiri tak sadar..."

Seketika itu aku pun menjerit, menangis, kemudian dan tak sadarkan diri...

Dalam pingsan itu aku seperti melihat diriku yang sangat berdebu, kotor, kumal dan terlihat begitu penuh dengan penderitaan...
Ketika aku bangun kembali, ternyata udara terasa sejuk, matahari memberikan gairah, malam memeluk bintang menari bersama bulan purnama bersama kesunyian.


Dunia dan semua perangkatnya meng elu-elukan kasih sayangNya.
Aku bertanya kepada sang pertapa yang menikmati kesunyian itu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun