Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis 12 Buku

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hari Lahir

31 Agustus 2023   09:51 Diperbarui: 31 Agustus 2023   10:00 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kemaren kulihat diriku terlahir untuk yang kesian kalinya.
Aku yang menua menjadi baru

Hanya ada sepasang mata yang melihat kelahiran itu. Tentu saja dia yang kini menjadi pilihan-Nya.
Ku biarkan soal huruf di buku yang tak berada di kediamanku.

Jika bayi terlahir untuk dikunjungi
Maka yang senja terlahir untuk sendiri, agar terbiasa di tempat barunya nanti.
Rasa ngeri pun tertuang dalam puisi

Moga hening membeninggkan.
Cukup melihat, pemandangan dilepas sebelum lepas.

Hal menyenangkan adalah merasakan kekuatan. Menerima saat buku terbaca bagus dan tak terbaca sekalipun.

Cukup  menuang dan menghadirkan, sesuatu yang terolah dalam pergantian situasi.

Menerima siapa pun yang hadir. Melepas yang mau berlepas.
Tak memanggil-manggil, karena panggilan ada didalam, sementara yang di luar diam sebatas menyaksikan tanpa mengguna mata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun