Awal menulis artikel di kompasiana pangkatku sebagai pemula disebut debutan. Point yang didapat dipangkat tersebut 100-500, diraih setelah mengirim kisaran 40 artikel.
Saat ini sudah sekitar 55 artikel dengan point kisaran hampir 700 dan pangkatku naik satu tahap menjadi junior, dengan jumlah 50 artikel lebih. kalau point naik separuhnya lagi, maka pangkatku menjadi taruna (pangkat ketiga).
Setelah taruna ada empat tahapan pangkat lagi yang diraih penulisnya.
Maksudku menuang tulisan soal ini, sebenarnya bukan mau membicarakan soal kepangkatan, melainkan lebih kepada kekagetanku saja.
Sebelum bergabung di kompasiana kupikir di zaman seperti saat ini, sudah tidak ada lagi penggemar bacaan. Setelah bergabung dan melibatkan diri langsung ternyata diluar ekspektasi, para pembaca dan penulis ternyata masih luar biasa, buanyaaakkk.
Diantaranya para mahasiswa dari berbagai pelosok kota se Indonesia, para pengajar yang di dalamya guru-guru, para dosen, para pekerja, para dokter dan lainnya, yang tentunya tulisan yang tertuang di sana sesuai dengan bidang keilmuannya.
Bahkan ada yang melakukannya sebatas hobby semata. Karena membaca baginya merupakan kebutuhan tersendiri.
Mau bacaan jenis apa pun ada, semua menu sudah tersediah. Pengunjung tinggal pilih, menu bacaan apa yang akan dikonsumsi.
Setelah bergabung, alhamdulillah respon kebanyakan orang sebelumnya tentang baca tulis terbantahkan.
Huww luar biasa. Syukurlah...
Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya statistik atau tanda hitungan tiap anggota untuk pangkat yang telah diraihnya. Dari sinilah dapat diketahui bahwa aktifitas baca tulis, masih banyak yang menggemari.
Pangkat ke tujuh adalah maestro, yakni pangkat terahir, dimana point yang didapat mencapai 250001-10.000.000. Dan ini setiap anggota dapat melihat siapa-siapanya. Dalam arti memang begitu adanya.
