Mohon tunggu...
Khodijahpwkuniversitasjember
Khodijahpwkuniversitasjember Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Suka mencoba hal baru terutama hal baru yang membuat diri sendiri tertantang.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Belenggu Kemiskinan Darurat Inflasi

10 Oktober 2022   12:34 Diperbarui: 10 Oktober 2022   12:47 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Aktivitas perekonomian belum sepenuhnya pulih. Dampak dari pandemi Covid-19 membuat angka kemiskinan naik secara global. Kemudian masih ada beberapa faktor yang diduga menjadi faktor penyebab kenaikan angka kemiskinan di Kota Surabaya.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)  pada 2021, tercatat penduduk miskin di Kota Surabaya sebanyak 5,23 persen atau 152.489 jiwa, jika dibanding 2020 yang hanya 5,02 Persen. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2021, angka tersebut naik dibandingkan tahun 2020.

Padahal tren penurunan kemiskinan di Kota Surabaya hingga tahun 2018 terus menunjukkan kinerja yang sangat baik karena pada tahun ini kembali terjadi penurunan persentase penduduk miskin hingga level  4,88 persen. Penurunan pada tahun ini mencapai minus 0,51 persen dan relatif lebih tinggi dibanding penurunan pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar minus 0,24 persen. Data diatas didapatkan melalui data Badan Pusat Statistik (BPS).

Beberapa faktor lain yang diduga menjadi penyebab angka kemiskinan di Kota Surabaya mengalami kenaikan adalah terjadi inflasi umum karena berbagai kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat.

Pembatasan tersebut pasti sangat berpengaruh pada sektor perekonomian, contohnya wiraswasta akan kehilangan pembelinya karena ada kebijakan pembatasan tersebut.

Akhirnya perusahaan banyak yang gulung tikar karena terpaksa keadaan. Parahnya lagi mereka akan melakukan PHK besar-besaran. Ada beberpa kasus perusahaan yang melakukan PHK tanpa pesangon karena memang perusahaan tersebut sudah benar-benar bangkrut hingga tidak sanggup lagi membayar pesangon untuk pegawai.

Berakhir menjadi pengangguran karena kurangnya lapangan pekerjaan membuat keadaan semakin memburuk. Akhirnnya mereka yang pengangguran hanya akan mejadi beban bagi keluarganya. Otomatis tanggungan akan bertambah dan semakin sulit lepas dari lingkaran kemiskinan.

Presiden sudah meminta semua masyarakat untuk berhati-hati terhadap ketidakpastian yang terjadi saat ini. Terjadi resesi global, tahun ini dan tahun depan masih dalam keadaan yang sama. Inflasi dan kenaikan barang dan jasa menjadi hal yang paling menghantui setiap negara, termasuk Indonesia. Apalagi Indonesia masih tergolong negara berkembang.

Dengan terjadinya inflasi otomastis terjadi akan kenaikan harga barang dan jasa. Inflasi pangan menjadi kontributor tertinggi penyebab inflasi. Tentu saja itu bisa diatasi salah satu caranya Yaitu pengendalian dengan memperbanyak produksi beberapa komoditi.

Seperti cabai dan holtikultura lainnya, memangkas biaya angkut melalui pembiayaan dari APBD, melibatkan UMKM dan Koperasi. Biaya bantuan ini merupakan salah satu cara pemerintah membantu memutus tali lingkaran kemiskinan.

Kemudian mengajak masyarakat untuk menggunakan produk-produk dalam negeri, termasuk mengajak masyarakat untuk berwisata di dalam negeri. Presiden juga mewanti-wanti untuk tidak melakukan perjalanan ke luar negeri jika tidak ada kemanfaatan yang nyata bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun