Mohon tunggu...
Khodijahpwkuniversitasjember
Khodijahpwkuniversitasjember Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Suka mencoba hal baru terutama hal baru yang membuat diri sendiri tertantang.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Kapasitas Pengguna Jalan Surabaya Genting Overload

21 September 2022   14:11 Diperbarui: 31 Oktober 2022   09:46 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Ada beberapa titik kemacetan lagi di Surabaya seperi, Merr depan Soto Cak Har arah Simpang empat Semolowaru macet, Jalan Margomulyo arah Balongsari macet. Antrian panjang terlihat memadati seluruh badan jalan. Saat ini persoalan Jalan Margomulyo memang bukan hanya masalah kemacetan, melainkan juga intensitas kerusakan yang cukup tinggi. Pemkot Surabaya telah meminta bantuan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Jatim-Bali untuk melakukan betonisasi.

Satlantas Polrestabes Surabaya menyiapakan rencana rekayasa lalu lintas menghindari penumpukan di Jalan Ahmad Yani. Kawasan ini dilakukan pembangunan U-Ditch yang bertujuan membantu saluran pengairan dengan menyalurkan air tanah dan menyerap air hujan. Agar tidak terdapat genangan di permukaan.
Bagi warga Surabaya mewaspadai penumpukan kendaraan di kawasan tersebut. Sebab nantinya, hanya ada 3 jalur (dari total 4 jalur) yang bisa digunakan di ruas jalan perbatasan Surabaya dan Sidoarjo.

Hasil survei Global Traffic Scorecard pada tahun 2021 yang dirilis Inrix, perusahaan analisis data lalu lintas, menunjukkan Kota Surabaya menduduki peringkat pertama yang menyandang kota termacet di Indonesia.

Di tingkat global Surabaya berada di posisi 50 besar, tepatnya di peringkat ke 41. Naik sebanyak 72 persen dibandingkan sebelum masa pandemi Covid-19, dengan peringkat ke 361 di tahun 2020.

Pelebaran jalan perlu dilakukan karena jika tidak permasalahn ini skan tetap seperti ini,  tidak ada penyelesaian yang jelas. Tentu pemerintah perlu menaruh perhatian yang lebih pada kasus atau permasalahan ini. \langkah penyelesaian pemerintah akan di nantikan.

Berbagai skenario di buat contohnya kendaraan dari arah selatan yang putar balik ke arteri luar kota atau Siwalankerto tidak perlu menunggu di TL Taman Pelangi. Pengendara bisa langsung putar balik di sana. Harapannya, tidak ada antrean panjang di TL Taman Pelangi.

Pihak berwenang selalu berusaha untuk mengurai kemacetan. Akan tetapi, menurut masyarakat dan pengguna jalan usaha tersebut nihil hasilnya. Di jam sibuk atu di jam tertentu pasti jalanan tetap macet. Perekonomian dan segala aspek jadi ikut terganggu karena tertunda di jalan. Contohnya seperti orang berjualan akan terjebak macet dan pasti boros bahan bakar, jika dia berkerja di bidang jasa maka dia akan terlambat sampai di tujuan karena kemacetan tersebut.

Kemacetan sendiri memiliki plus minus tetapi setelah dikaji kemacetan sendiri membawa banyak sekali dampak negatif sehingga ini menjadi permasalahan serius, terutama di Ibu Kota seperti Surabaya.

Ini disebabkan oleh padatnya penduduk di kota-kota besar, sehingga membuat kapasitas jalan tidak bisa menampung lagi jumlah pengguna jalan. Apalagi banyak yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil dan motor. Padahal satu mobil hanya ditumpangi oleh satu orang saja.

Kesadaran diri dari pengguna jalan juga sama pentingnya. Karena harus ada sisi timbal balik anatar pengguna jalan dengan pemerintah atau aparat. Jika tidak permasalahan ini akan struck di sini, karena keegoisan dari beberapa oknum.

Oknum-oknum inilah yang seharusnya diberi hukuman atau sanksi yang tegas agar mendapat efek jera. Serta kedisiplinan aparat juga perlu ditingkatkan lagi, supaya memberi contoh baik kepada masyarakat diluaran. Jika aparat saja tidak patuh atau masih melakukan pelanggaran, jangan berharap masyarakat juga patuh akan peraturan yang sudah dibuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun