Mohon tunggu...
Khodijahpwkuniversitasjember
Khodijahpwkuniversitasjember Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Suka mencoba hal baru terutama hal baru yang membuat diri sendiri tertantang.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Kapasitas Pengguna Jalan Surabaya Genting Overload

21 September 2022   14:11 Diperbarui: 31 Oktober 2022   09:46 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Overload adalah kata yang pas ketika kita melihat jalanan di Surabaya ketika jam sibuk atau jam kerja berlangsung. Biasanya pengguna jalan akan melebihi batas tampung jalan sehingga biasa kita sebut macet atau kemacetan.

Overload sendiri memiliki arti dalam bahasa Indonesia, "overload" memiliki makna "beban atau jumlah yang berlebih". Istilah ini digunakan untuk menggambarkan kondisi ketika usaha suatu objek tidak mampu lagi untuk mengakomodasi beban atau jumlah yang melebihi kemampuannya.

Jadi overload pengguna jalan di jalan raya adalah jumlah pengguna jalan susdah melebihi batas tampungan jalan itu sendiri.

Antrian panjang akan terjadi di sepanjang jalanan terutama pada pusat kota seperti di daerah Gubeng, Kota Madya, dan jalanan yang dekat dengan wilayah perkantoran. Tapi tidak bisa dipungkiri bahwa jalanan yang bukan pusat kota juga mengalami kemacetan. Itu semua terjadi karena mobilitas di Surabaya tinggi. Usaha apakah yang bisa dilakukan agar permasalahan ini tidak berkepanjangan?

Kerugian yang di akibat kan kemacetan di jalan raya merupakan hal yang pasti ada di daerah kota. Kemacetan dalam berlalu lintas memiliki konsekuensi yang besar jika dilihat secara dekat. Kerugian utama dari kemacetan yaitu bahwa hal itu meningkatkan biaya menjalankan kendaraan karena waktu tempuh atau pemborosan bahan bakar.

Selain waktu dan bahan bakar, kemacetan membuat perekonomian dan pendidikan sedikit terganggu. Contohnya kemacetan memang sukar terurai. Apalagi ketika pagi dan sore hari, saat jam-jam sibuk masyarakat berangkat-pulang kerja dan antar-jemput anak sekolah. Waktu mereka akan habis dijalan sehingga membuat mereka telat dan merugikan mereka dari segala aspek.

Rata-rata pengguna jalan yang melintas mengaku melewati jalur alternatif dikarenakan jalan utama sudah macet dan full. Namun ternyata jalur alternatif pun tak kalah macet. Saat ini, semua gang dan kampung dilewati kendaraan untuk mencari jalur alternatif. Hampir semua kendaraan masuk gang-gang sempit. Tak jarang warga yang tinggal di gang dan kampung mengaku matanya terasa perih jika kendaraan berhenti di gang-gang.

Tak jarang terjadi kecelakaan atau pertengkaran antar pengguna jalan saat kendaraan saling serobot. Semua tidak mau mengalah, semua kendaraan saling mendahului agar terbebas dari kemacetan. Itu sangatlah berbahaya bukan hanya berbahaya untuk diri sendiri tetapi juga berbahaya untuk orang lain.

Beberapa titik yang rawan terjadi overload atau bisa dibilang kemacetan seperti yang terjadi di Bundaram Waru. Hal ini terjadi karena jumlah kendaraan pribadi melebihi kapasitas jalan. Sehingga, membuat antrian panjang yang dinamakan kemacetan.

Tak jarang ada yang sampai misuh-misuh sendiri karena waktunya habis di jalan.
Ada Proyek Pelebaran Jalan di Bundaran Aloha, Gedangan-Waru Macet Panjang
Mengurai kemacetan di sepanjang jalan utama Surabaya-Sidoarjo sebenarnya sudah jadi rahasia umum. Titik macetnya sudah bisa ditebak. Belum lagi karena terik matahari di Surabaya yang cukup menyengat membuat para mengendara semakin tidak sabaran.

Setidaknya ada 4 titik kemacetan di sepanjang jalan utama Surabaya-Sidoarjo maupun sebaliknya. Waru, Bundaran Aloha, Perempatan Gedangan, dan Perempatan Sruni. Masyarakat sudah hafal dengan titik-titik kemacetan ini. Belum lagi kemacetan ini terjadi akibat kendaraan umum yang sedikit ngawur. Karena lokasi Bundaran Waru sendiri terletak didekat Terminal Bus Purabaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun