Belajar adalah menerima suatu ilmu entah itu ilmu dari sekolah ataupun dari luar sekolah. Sedangkan gaya adalah cara untuk menerimanya. Orang dikatakan sudah belajar apabila mendapatkan suatu hal yang baru atau bisa juga dengan bertambahnya pengetahuan seseorang.Â
Memahami gaya belajar anak itu sangat penting karena gaya belajar anak itu bermacam-macam, bukan berarti seorang anak ketika melakukan kekacauan dalam proses pembelajaran, berarti anak tersebut nakal. Mungkin saja itu adalah proses dia dalam menerima pelajaran tersebut, tapi dengan cara yang berbeda.
Apabila kita menemui ada anak yang tidak mau diam dalam belajar maka sikap kita sebagai orang tua tidak boleh asal memarahi anak tersebut, kita harus bisa memahami karakter dari gaya belajar yang anak tersebut miliki karena gaya belajar anak itu berbeda-beda.Â
Kita tidak boleh menyamakannya. Untuk itu penting sekali memahaminya. Macam dari gaya belajar sendiri ada 3, yaitu gaya belajar visual, gaya belajar auditori, dan gaya belajar kinestatik. Yang masing- masing mempunyai ciri yang berbeda-beda.
Apabila kita salah dalam memahami gaya belajar anak, itu akan berakibat terhadap anak tersebut. Karena apabila anak dipaksa untuk sesuai dengan apa yang diinginkan oleh orang tuannya tanpa keinginan sendiri, anak tersebut lama-lama akan tertekan karena apa yang seharusnya dia bisa lakukan jadi terhalang.
Sebenarnya tugas orang tua itu tidak memaksakan kehendaknya kepada anaknya tapi hanya menuntun anak tersebut sesuai apa yang mereka inginkan, baru kalo yang mereka inginkan itu melenceng baru kita sebagai orang tua bisa mengarahkan ke jalan yang tepat, itu juga kita harus bisa memberikan alasan kenapa kok tidak boleh. Karena anak itu butuh alasan bukan malah langsung dilarang begitu saja.
Dari situ kita tau pentingnya memahami gaya belajar anak untuk perkembangan anak itu sendiri. Dan tidak boleh memaksakan kehendak anak untuk keperluan kita sendiri sebagai orang tua.Â
Kebanyakan orang tua memaksakan kehendak kepada anaknya, itu kerena keinginanya dulu yang belum tercapai dan dipaksakan untuk bisa dicapai oleh anaknya.Â
Padahal belum tentu anak tersebut tetarik dengan apa yang dulu pernah ingin dicapai oleh orang tuannya. Untuk itu sebagai orang tua harus bisa benar-benar memahami anak-anaknya.