Mohon tunggu...
Kheyene Molekandella Boer
Kheyene Molekandella Boer Mohon Tunggu... Dosen - Apapun Yang Terjadi Jangan Pernah Menyalahkan Tuhan

seorang Ibu dari anak Bumi

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mahasiswa, Please! Tuhanmu Bukan Smartphone-mu

8 Mei 2019   02:34 Diperbarui: 8 Mei 2019   03:12 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa di era digital, saat permasalahan etika di dikte oleh smartphone!

Pesatnya teknologi tentu menjadi kabar gembira bagi seluruh umat manusia di dunia. Kita dapat menembus batas batas teritorial sejauh apapun, bak melipat kertas untuk memperpendek jarak, meringkas waktu. Semuanya terasa begitu mudah dan cepat untuk berubah?

Peradaban-pun mau tidak mau ikut berubah menyesuaikan dengan kondisi teknologi terutama arus komunikasi yang sedemikian cepat. Salah satu peradaban yang berubah juga berdampak pada mahasiswa-mahasiswa perguruan tinggi saat berinteraksi di lingkungan sosialnya. Mahasiswa adalah strata tertinggi dari sudut pandang ademik dinilai mampu memberikan kontribusi keilmuan yang variatif, lebih ber-etika yang santun dan sosial yang respek.

Sayangnya, teknologi bak pisau bermata dua. Tergantung si pengguna mau menggunakannya untuk mengiris tangan sendiri atau mengupas buah buahan yang segar. Teknologi mengkondisikan para mahasiswa menjadi sebuah generasi uji coba yang hidup dalam ke-praktisan, kecepatan informasi, kecepatan akses komunikasi dan kemudahan lainya. Namun, disatu sisi kecanggihan teknologi menjadi momok memilukan di beberapa momen akademik.

adakah yang berubah saat teknologi turut mewarnai kehidupan para mahasiswa. Mari kita urai satu persatu :

1.sarjana Google
Sudah menjadi rahasia umum, Google sebagai mesin pencari terpopuler ini bagaikan malaikat bagi mahasiswa untuk menyelesaikan semua tugas yang diberikan oleh dosen. Sebenarnya Google sangat mulia membantu mahasiswa memberikan beragam referensi bacaan yang dapat menambah pengetahuan kita. Tetapi, kerap kali sering disalahgunakan oleh mahasiswa yang ingin praktis dalam menyelesaikan tugas-nya dengan kata ajaib "copy-paste". Tidak ada proses membaca, menganalisa dan berfikir kritis yang seharusnya mereka lalui. Oh menyedihkan memang nampaknya dosen juga harus semakin jeli memeriksa tugas demi tugas. Tapi apakah itu cara yang imbang untuk memberantas hal seperti itu? Saya rasa bukan.


Membiasakan mencatat, membaca buku ternyata sesuatu yang sudah bagi sebagian mahasiswa. Mereka lebih senang memanfaatkan sumber informasi yang tersedia di internet daripada harus susah susah mencari buku cetak di perpustakaan atau bahkan membelinya. Tidak masalah memang, namun hal ini sering kali tidak dilakukan dengan bijaksana. Alias menjadikan apa yang tersedia di internet sebagai refrensi satu satunya untuk memahami semua yang mereka pertanyakan.

2.Komunikasi yang Buruk


Entah mengapa bentuk komunikasi yang buruk kerap dilakukan mahasiswa kepada dosen terutama. Baik melalui SMS, pesan what's up dan aplikasi lainya. Saya pernah juga dihubungi via path (aplikasi) menanyakan tugas, sedangkan saya sangat jarang membuka aplikasi tsb. Kemudian "tone" atau nada pesan yang membingungkan atau terkesan kurang santun untuk dibaca seperti, "pak jam berapa dikampus? Saya mau bimbingan?" atau "pak rencana jam 10 saya mau kekampus, kira kira saya bisa ketemu bapak gak buat Konsul jam segitu?" dan bentuk pesan lainya yang terkadang membuat kening berkerut.

Mahasiswa di era masih pegang hp Nokia atau Siemens pasti merasakan kalau mau kirim pesan ke dosen, setelah mengetik panjang lebar diawali dengan salam, memperkenalkan identitas, hingga maksud pesan. Sebelum mengirim pesan tersebut kita akan menyuruh beberapa teman untuk me-ricek tata bahasa, pola bahasa apakah sudah jelas, santun dan tidak ada salah ketik. Setelah direview oleh beberapa teman barulah kita mantap mengirim pesan tersebut.

3. Menjepret tulisan dosen dipapan tulis dengan smartphone.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun