Tidakkah kau bosan, Puan? Merenung sepanjang hari di persimpangan fajar
Pelupuk matamu tergenang air mata juga kenangan
Kepalamu sibuk membongkar memori kejadian indah
Sedang hatimu risih karena resah
Siapa sejatinya yang sedang engkau tunggu, Puan?Â
Lelaki jalang itu? Betul?Â
Lelaki yang keras kepala menggadaikan kebahagiaan
Lelaki yang angkuh rela menjual kesedihan
Pulanglah, Puan...Â
Pulang istirahatlah
Kau tampak letih dengan kelakar keping resah semesta
Pulanglah, damaikan segala yang membuat dirimu gundahÂ
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!