Mohon tunggu...
Khasya Putri Hidayat
Khasya Putri Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar Menulis

Mahasiswi UHAMKA ILMU KOMUNIKASI

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Konflik Kekuasaan Komunikasi Hubungan Antarpribadi dalam Rumah Tangga

27 Januari 2021   12:40 Diperbarui: 27 Januari 2021   12:52 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hubungan antarpribadi berjalan bukanlah tanpa persoalan, khususnya dalam hubungan rumah tangga antara sang suami dan istri. Konflik merupakan hal yang wajar seperti suatu proses sosial antara dua orang atau lebih bisa juga kelompok, yang salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.

Karakteristik utama dalam konflik antara lain ketidakcocokan bisa disebut juga incompatibility, orang-orang yang terlibat konflik merasakan diri mereka terasing, mereka merasa dipisahkan oleh tujuan-tujuan yang tidak cocok bisa disebut juga incompatible objectives. Konflik merupakan bagian dari setiap hubungan antar pribadi, antara orang tua dan remaja, kakak dan adik, atau teman kerja. konflik adalah peristiwa penting dalam tingkatan suatu hubungan, konflik dapat menyebabkan kemarahan, kebencian, bahkan akhirnya suatu hubungan. Bila ditangani dengan benar konflik tersebut bisa berakhir dengan penyelesaian yang baik dan tepat.

Salah satu konflik yang terjadi dalam hubungan rumah tangga adalah perselingkuhan. Perselingkuhan adalah perbuatan atau aktivitas yang tidak jujur dan menyeleweng terhadap pasangannya, baik pacar, suami, atau istri. Istilah perselingkuhan ini digunakan sebagai sesuatu yang melanggar kesepakatan atas kesetiaan hubungan seseorang. Dimana dalam contoh kasus yang saya ambil dalam tulisan ini adalah perselingkuhan yang terjadi dalam rumah tangga, didalam kasus ini yang selingkuh adalah suami dan sang suami yang memegang kekuasaan komunikasi untuk membantah hal tersebut, padahal sudah jelas terbukti bahwa suami melakukan perselingkuhan.

Terdapat beberapa macam cara penyelesaian konflik yaitu penyelesaian konflik menang kalah (lose lose) dengan menghindar (avoidance) dan mendominasi (forcing), kompromi (compromising), kemudian menang-menang (win win) dengan cara mempersatukan (maximization). Namun dalam kasus ini menurut saya lebih cocok menggunakan cara win win yaitu mencari solusi yang memenangkan kedua belah pihak. Karena masalah rumah tangga adalah salah satu masalah yang sangat amat penting bagi kehidupan dimasa depan terlebih lagi pasangan suami istri ini sudah mempunyai beberapa anak yang harus dipikirkan masa depan dan mental nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun