Mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri sebagai dambaan sertiap orang, terlebih bagi perantauan. Mereka terpaksa harus merantau untuk mengadu nasib, menghidupi keluarga di kampung.
Tetapi, mudik kali ini tidak seindah mudik di tahun-tahun sebelumnya. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan bahwa semua aktivitas kawasan Jabodetabek hanya diperbolehkan jika sesuai dengan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Di Jakarta sebagai pusat ibu kota, juga sebagai pusat perekonomian Indonesia menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat untuk berbondong-bondong datang mencari kerja di sana.
Bahkan tercatat bahwa pemudik terbanyak berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Karena mayoritas penduduknya memang bukan asli Jakarta, perantauan. Jadi, pemudik keluar dari Jakarta setiap tahunannya sangat melonjak tinggi.
 Dengan demikian, di tengah kondisi pandemi saat ini, Gubernur DKI lewat Pergub Nomor 47 Tahun 2020 sudah mengatur mekanisme perizinan bagi penduduk Jakarta yang akan keluar dan masuk kawasan Jabodetabek, termasuk bagi penduduk luar Jabodetabek yang akan masuk Jakarta.
Peraturan-peraturan pemerintah, statement mereka seringkali membuat masyarakat bingung. Meskipun, masyarakat Indonesia sudah membiaskan diri dengan tingkah para petinggi-pentinggi negeri ini.
Dari kasus KKN, kepentingan pribadi, kepentingan partai politik, kebijakan menyengsarakan rakyat, dan lain sebagainya. Sering kali, masyarakat mati kutu tidak bisa melakukan apa-apa. Apa daya kita hanya rakyat kecil.
Ketika ada yang berteriak lantang, diseret ke jeruji besi. Hukum rimba masih berjaya di negeri ini. Tajam ke bawah, tumpul ke atas. Tetapi, optimisme para rakyat sangat besar, karena Indonesia adalah negara berketuhanan.
Kali ini, di tengah pandemi. Setiap masyarakat  dituntut untuk tetap menepi menghindari terpaan badai. Bagi, yang ingin mudik. Tahan, sebentar. Walaupun di luar sana telah terjadi kerumunan di Bandara untuk Mudik.Â
Kalau bukan kesadaran dimulai dari diri kita sendiri, lantas bagaimana kemajuan akan tercapai untuk negara Indonesia. Ketahuilah, pengkhianat bangsa dari zaman fir'aun sampai sekarang akan tetap ada. Kalahkan mereka, dengan kesatuan dan kebersamaan rakyat melawan kedhaliman.