Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Modernisasi Pemikiran Islam

25 September 2018   08:20 Diperbarui: 25 September 2018   08:21 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
afifakbar2014.wordpress.com

Kita dewasa ini telah berada pada penghujung abad kedua puluh, abad yang ditandai dengan kemajuan pesat dalam bidang ilmu dan teknologi modern, yang besar pengaruhnya pada kehidupan manusia, bukan dalam bidang materi saja tetapi juga dalam bidang spiritual.

Hal ini menuntut Islam ikut menjadi modern dalam pemikirannya, karena perubahan zaman adalah sunatullah yang harus diakui oleh semua umat manusia dunia. Namun, modernisasi yang dikenalkan dalam Islam oleh Barat tidak sesuai dengan ajaran-ajaran Islam.

Karena buktinya, para pemikir moderisasi Barat seperti Donald E.Smith, Gabriel Almond, Lucien W. Pye dan lain-lain, mempunyai persepsi atau anggapan, bahwa sekulerisasi merupakan salah satu ciri utama modernisasi.

Mereka secara linier berfikir, bahwa proses sekulerisasi itu bersifat universal, seperti bangsa-bangsa Barat yang sekarang mencapai kemajuan-kemajuan itu tidak lain kecuali melewati proses sekulerisasi, dan karena itu, bangsa-bangsa lain (non-Barat) yang mendambakan kemajuan harus juga melalui sekulerisasi.

Bahkan, dikemukakan oleh Donald E. Smith tentang skema watak perubahan dalam proses modernisasi Islam sebagai berikut: "Islam Tradisional" menuju "Islam Modernis" lalu "Islam Sosialis", akhirnya kepada suatu "Humanisme Pragmatic sekuler", sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus mengikuti arus modernisasi.

Maka, sangat jelas modernisasi yang ditawarkan oleh Barat yaitu sekularisme, konsep pemisahan antara agama dan negara. Hal tersebut akan membawa pada paham-paham lain yang bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri, di antarnya humanisme, pragmatisme, ataupun kapitalisme.

Menghadapi semua ini, Islam pun dituntut bagaimana memposisikan ajaran-ajaranya di masa modern. Dengan demikian modern dalam Islam yang diinginkan tidak seperti tawaran Barat, sekularisme. Melainkan, mampu menjawab permasalah-permasalah kontemporer tanpa meninggalkan al-Qur'an dan Sunnah.

Hal yang perlu kita perhatikan sekarang adalah modernisme dalam dunia Islam. yakni usaha untuk mewujudkan relevansi antara Islam dan pemikiran abad modern yaitu dengan meninjau kembali ajaran-ajaran Islam dan menafsirkannya dengan interpretasi baru, untuk menjadikan Islam sebagai agama modern.

Bagi sosok Dr. Nurcholis Madjid, Kemodernan atau modernitas merupakan hal yang tak direlakan juga keharusan sejarah, jadi bukan merupakan pilihan atau penghadapan. Ia bukan penghadapan antara dua tempat: Timur lawan Barat. Asia lawan Eropa, atau Islam lawan Kristen.

Menurutnya, bahwa Islam adalah tradisonal dan Barat adalah Modern hanyalah bersifat psikologis. Dengan penjelasan demikian, tampak jelas Nurcholis ingin menumbuhkan rasa percaya diri yang sebesar-besarnya kepada umat Islam dalam menghadapai dunia modern.

Jadi, saat ini Islam perlu melakukan modernisasi dengan cara Tajdid, yaitu usaha pemulihan ajaran Islam yang telah dilupakan atau ditinggalkan oleh umat Islam untuk kemudian direformasi ke arah yang lebih baik. Dan Islam dikembalikan ke Zaman Nabi SAW, dan empat khalifah pertama dengan mempertimbangkan kondisi dan situasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun