Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Keputusan Terbaik

19 April 2018   17:21 Diperbarui: 19 April 2018   17:27 435
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: traveltodayindonesia.com

Kawan. Mungkin berat hati kau menerima ini, tentang sebuah keputusan. Bagaimana tidak, kau telah merencanakan banyak sesuatu untuk ke depan. Bisa dibilang perencanaan matang masa depan. Tapi, siapa yang tahu semua berubah dalam hitungan detik. Keputus itu berbalik arah 180 derajat.

Lantas apa yang harus dilakukan? Mungkin kau akan menjawab, "Entahlah". Sekarang, keputusan itu terus tebesit dalam pikiran, membuat mu enggan melakukan sesuatu; bicara, becanda, duduk santai, dan lainnya. Pastinya karena hal ini menjadi beban baru bagimu. Dan  membutuhkan waktu untuk memulihkan.

Kawan. Percayalah. Apa yang kau sedang rasakan, banyak orang lain pun merasakan. Layaknya hujan yang tak diharapkan tapi pelangi datang begitu indah setelahnya. Itulah rencana Tuhan. Mudah bukan. Mungkin ambisi dengan keputusanmu masih besar saat ini, belum bisa menerima apa pun. Kau masih bertanya, kenapa ini terjadi pada ku? Jika dijawab, karena Tuhan sangat sayang padamu.

Mungkin, semenjak kau mendengar keputusan itu, malam terasa benar-benar gelap. Tapi ketahuilah ada rembulan yang terus bersinar. Hanya saja fokusmu pada gelapnya. Jadi, sepahit apa pun keputusan hari ini, kau masih miliki masa depan yang kau rencanakan. Bukan saat ini. Karena Tuhan sedang mempersiapkan waktu yang tepat untuk perencanaanmu.

Yang perlu kau lakukan, bersyukur. Kata "Syukur" tidak asing lagi di telingamu. Tapi kata inilah Tuhan terus menyeru kepada hamba-hamba-Nya, "Bersyukurlah, maka akan Aku tambah nikmat kepadamu". Saat ini, kau perlu mencoba bersyukur dengan seluruh anggota badan. Caranya? Bergeraklah dengan maksimal keputusan ini. Yakinlah di situ ada jawaban yang kau harapkan.

Jangan lupa, sertakan Tuhan di setiap langkahmu. Jadikan keputusan ini sebagai sapaan Tuhan kepadamu, agar kau tidak sombong melangkah mengejar cita-cita dunia tanpa-Nya. Karena Dia ingin mengingatkanmu, "Ini Aku Tuhan mu, maka mintalah apa-pun yang kau inginkan". Percayalah itu kawan.

Besok jangan lupa, kita bertemu di Kafe. Bercerita kecil, mungkin itu yang bisa aku lakukan untuk meringankan bebanmu saat ini.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun