Mohon tunggu...
Khasanah Nur Fauzi
Khasanah Nur Fauzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uad

sedang belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Latah dengan Hal Baru

18 Januari 2022   13:51 Diperbarui: 18 Januari 2022   14:03 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Nama : Khasanah Nur Fauzi

NIM : 1900030340

Akhir- akhir ini berita mengenai viralnya seorang pemuda Indonesia yang bernama Sultan Gustaf Al Ghozali atau sering dipanggil Ghozali ini menjual foto selfie dirinya sendiri sebagai produk NFT (Non Fungible Token) di platform OpenSea terjual 1,5 miliar. Ghozali melakukan selfie dan diunggah di platform OpenSea sejak dirinya lulus SMK di tahun 2017 hingga tahun 2021, dari akun OpenSea miliknya terdapat 933 NFT yang merupakan foto selfie dirinya dengan pose yang sama. NFT Ghozali dijual dengan harga paling murah yaitu 0,28 ETH atau sekitar RP 13,5 juta.

Dari viralnya Ghozali ini banyak masyarakat yang terkagum dengan hanya dengan foto selfie saja bisa jadi seorang miliarder.  Maka munculnya pemikiran-pemikiran ingin mengikuti jejak Ghozali yang menjual foto selfie di platform OpenSea. Karena tidak lama dari berita tersebut munculah masyarakat yang ikut-ikutan menggunggah foto selfie ke platform OpenSea. 

Tidak hanya foto selfie saja, namun juga ada unggahan foto makanan, foto hewan, foto baju, dan juga foto KTP berserta foto selfie dengan pemilki KTP. Tidak heran hal ini akan terjadi karena pemikiran masyarakat ingin mendapatkan keuntungan dengan minimum effort tanpa memikirkan hal yang akan dilakukan tersebut akan berdampak merugikan.

Seperti unggahan foto KTP termasuk penjualan identitas yang berdapak pada orang yang mempunyai KTP tersebut. Bisa saja data tersebut disalah gunakan untuk pinjaman online yang sebelumnya marak terjadi karena ada kebocoran data. Selain foto KTP ada juga foto barang -- barang dagang seperti lemari pakaian, baju -- baju anak, hingga makanan. Unggahan tersebut merusak platform OpenSea yang sebenarnya digunakan para creator untuk menggungah hasil karya digital mereka. Adanya unggahan makanan, dan produk -- produk tersebut seperti menjadikan kesan OpsenSea seperti layaknya ecommerce seperti Shopee, TokoPedia.

Fenomena latah seperti ini sering terjadi di masyarakat Indonesia. Banyak kasus dari tahun -- tahun sebelumnya masyarakat latah dengan hal -- hal yang baru nge trend di media sosial.  Fenomena latah ini bisa berdampak positif dan negatif. Jika fenomena yang diikuti masyarakat adalah hal yang positif, makan yang akan terjadi adalah hal yang positf yang menguntuknan bagi dirinya dan orang sekitar, seperti contoh kasus di media sosial ada sebuah konten bagi-bagi, karena konten tersebut mejadikan orang tergerak hatinya untuk berbagi kepada orang sekitar. 

Namun yang banyak kasus yang terjadi di masyarakat adalah dampak yang negatif dan merugikan. Seperti kasus diatas, banyak masyarakat yang latah ingin cepat kaya dengan cara mengunggah foto yang diluar konteks platform OpenSea, hal tersebut bisa menjadikan citra Indonesia buruk karena ulah warganua sendiri.

 Latah ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjadi kritis dalam menerima sebuah informasi yang ada di media sosial. Munculnya sifat tidak mau kalah dengan orang lain juga menyebabkan latah, karena gengsi, merasa ingin menyaingi lalu terjadilah fenomena ikut-ikutan.

Sekarang kita bisa pahami bagaimana latah sosial menyerang. Masa sekarang adalah masa digital, dimana teknologi dan informasi bersatu dalam kehidupan kita sehati -- hari. Maka kita sebagai penikmat teknologi, kita juga yang harus mengendalikan diri kita. Sebisa mungkin kita tidak terjerumus dalam trend yang merugikan kita atau orang lain atau bahkan negara. Tidak harus semua trend yang ada di media sosial kita ikuti demi sebuah pengakuan sosial.  Jadilah penikmat teknologi dengan bijak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun