Mohon tunggu...
Khariza Rizka Fadilah
Khariza Rizka Fadilah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Holla! Welcome to my profile

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pahami Keterlambatan Membaca pada Anak

9 Desember 2022   06:06 Diperbarui: 9 Desember 2022   07:51 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan, karena pendidikan dapat membangun karakter individu sejak dini.Bagi orang tua anak merupakan investasi yang tak ternilai, memiliki anak yang sukses di masa mendatang merupakan kebanggan terbesar bagi orang tua. Namun dalam dunia pendidikan muncul berbagai permasalahan yang dapat menghambat anak dalam belajar di dunia pendidikan. Hambatan belajar ini sangat mempengaruhi kegiatan anak dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga anak sulit memahami materi yang diberikan oleh guru.

Masalah yang saat ini masih sering terjadi di lingkungan sekolah diantaranya ialah masih banyaknya siswa yang mengalami keterlambatan dalam membaca dari usianya.Membaca merupakan keterampilan melatih kecerdasan linguistik atau kecerdasan bahasa pada anak. Kecerdasan bahasa ialah kecerdasan untuk memahami dan menggunakan bahasa dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam kegiatan berbicara, membaca, dan menulis.

Ada banyak alasan mengapa beberapa anak masih kesulitan membaca.Banyak orang yang menganggap kondisi anak yang mengalami keterlambatan dikarenakan anak itu bodoh. Padahal Anak yang mengalami keterlambatan membaca tidak sepenuhnya mengalami kesulitan, biasanya seorang anak mengalami keterlambatan membaca itu dikarenakan kurang stimulasi pada anak sedari dini.Melatih motorik kasar dan halus juga bisa mencegah keterlambatan membaca pada anak.

Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat membuat anak rentan mengalami masalah kesulitan membaca. Misalnya, ketika anak kesulitan dalam mengidentifikasi pengucapan sebuah huruf, kesulitan membedakan huruf, sulitnya mempelajari kosa kata baru, dan adanya riwayat keterlambatan bicara atau gangguan belajar seperti disleksia pada keluarga. Faktor seperti ini dapat terjadi karena kurangnya pendampingan orang tua dalam proses belajar, tingkat pendidikan orang tua yang rendah, tidak ada motivasi dari orang tua untuk mendorong anaknya agar belajar.

Ketelambatan membaca sering kali terjadi pada anak. Namun, jika kondisi anak tersebut tertinggal jauh dari usia anak sebayanya, kondisi ini tidak bisa dibiarkan begitu saja, harus segera ditangani.Tapi terkadang orang tua zaman sekarang kurang memperhatikan anaknya, baik itu karena sibuk bekerja atau memang tidak tahu bahwa anaknya mengalami keterlambatan. Jika saja orang tua lebih peka terhadap tumbuh kembang anaknya, maka kondisi tersebut bisa segera ditangani,sehingga masalah keterlambatan membaca ini masih bisa diatasi.

Jika saja anak tidak mendapatkan penanganan lebih cepat, mereka akan mengalami kesalahan dalam mengeja, mengidentifikasi pengucapan huruf, kesulitan membedakan huruf, sulit menulis huruf, ataupun tidak mampu membaca cepat seperti anak seusianya. Anak akan merasa takut, minder, bahkan merasa tidak percaya diri dengan kemampuannya, alhasil nantinya anak akan sulit untuk bergaul, takut untuk mencoba, dan akan merusak mental anak sedari dini. Anak juga akan merasa malu disekolah karena tidak bisa membaca dengan baik, sementara temannya yang lain sudah lancar membaca

Keterlambatan membaca masih bisa dicegah sejak dini sebelum anak mengalami permasalahan keterlambatan membaca lebih parah, salah satunya ialah dengan sering mengajak anak mengobrol sedari keluar dari rahim, walaupun mungkin anak belum mengerti dan paham apa yang disampaikan namun anak akan lebih cepat merekam apa yang diajarkan orang tuanya. Upaya lainnya yaitu mengenalkan buku bacaan pada anak sejak dini, budaya membaca menjadi kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh orang tua dengan begitu anak akan terbiasa dengan buku bacaan. Dengan membaca dapat memicu tumbuh kembang anak dan kegemarannya dalam membaca. Orang tua juga bisa mengajarkan anak membaca, saat anak memasuki usia 4-5 tahun.

Cara lain yang bisa dilakukan oleh orang tua yaitu memperkenalkan pada anak bunyi atau huruf dalam berbagai kata, belajar melalui lagu-lagu, belajar huruf melalui permainan yang disukai, menggunakan visual atau gambar yang menarik, gunakan buku kesukaan anak, dan mengajak anak membaca secara perlahan-lahan. Dengan melakukan ide kreatif bermain sambil belajar dengan cara yang disukai anak, tentu dapat membangkitkan rasa senang dan ingin tahu anak.

Memotivasi anak juga dapat mendorong semangat belajar pada anak, peran orang tua sangatlah penting dalam memotivasi anak. Dengan begitu, anak akan lebih percaya diri ketika ia di dukung oleh orang tuanya. Seringlah memuji anak ketika ia benar melakukan sesuatu, dengan begitu anak akan senang ketika ia mendapat pujian dari orang tuanya.

Demi mencegah keterlambatan membaca pada anak, maka peran orang tua menjadi sangat diperlukan dalam menangani keterlambatan membaca, khususnya bagi orang tua yang anaknya mengalami masalah keterlambatan membaca.Jika anak mengalami keterlambatan membaca, jangan cepat mendiagnosis bahwa anak itu bodoh, karena setiap anak memiliki kecerdasannya masing-masing, tidak semua anak harus rata bisa membaca di usia 4 tahun, bisa saja ada anak yang bisa dan lancar membaca di usia 5 tahun.

Proses pendidikan juga tidak boleh lepas dari pantauan orang tua, pendidikan bukan hanya diterima dari sekolah saja namun juga bisa dari keluarga.Dengan melatih motorik anak sedari dini bisa membantu tumbuh kembang otak anak. Dalam mengajari anak, tidak bisa orang tua memaksa anak, banyak anak belajar sesuai dengan kemampuan dan kemauannya. Karena setiap anak memiliki energi dan mood yang berbeda dalam belajar, maka perlulah kesabaran orang tua dalam proses belajar dengan anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun