Mohon tunggu...
Khansa Nailah
Khansa Nailah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar, suka menulis dan sejarah

Suka jalan bareng Ayah, suka sejarah dan alam, belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Trip Kemerdekaan Bersama Ayah

21 Agustus 2022   16:37 Diperbarui: 21 Agustus 2022   16:47 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana acara | dok. Rifki Feiandi

Siang itu, mentari bersinar terik seperti bersemangat menyambut kemerdekaan Indonesia. Kami, peserta Tur Kemerdekaan tidak kenal lelah, kami tetap menjalani acara dengan gembira.

Minggu kemarin, aku mengikuti Tur Kemerdekaan bersama Ayahku. Sebelum berkumpul di Gedung Joang 45, aku beribadah terlebih dahulu di Masjid Cut Mutia yang memiliki arsitektur yang indah dengan paduan warna putih-hijau. Kubah Masjidnya berlukis kaligrafi yang sedap dipandang.

Menggunakan KRL berhenti di Stasiun Gondangdia, sebelum kena panas | foto: Rifki Feriandi
Menggunakan KRL berhenti di Stasiun Gondangdia, sebelum kena panas | foto: Rifki Feriandi

Aku berjalan kembali beriringan dengan Ayahku.  Membayangkan bentuk Gedung Joang 45 dengan kolom-kolom yang kuat. Setelah berjalan lama dengan panasnya matahari, akhirnya, kami sampai di tempat tujuan, Gedung Joang 45.

Sudah banyak orang yang menunggu di sana. Spontan, Ayahku menjabat satu persatu kawan-kawannya. Asyik berbincang dengan berbagai topik yang muncul dengan sendirinya.

Di depan pintu Gedung Juang | Foto: Rifki Feriandi
Di depan pintu Gedung Juang | Foto: Rifki Feriandi

Pelataran depan Gedung Joang 45 diisi dengan etalase yang didalamnya terdapat sketsa wajah dan telapak kaki 10 pahlawan wanita Indonesia. Juga dilengkapi dengan patung dada para pahlawan proklamasi, yaitu Bung Karno dan Bung Hatta. Gedung dengan arsitektur yang indah dan kisah yang dalam tentu menjadi incaran turis untuk berswafoto dan menambah pengetahuan tentang negeri Indonesia.

Setelah semua peserta berkumpul, kami memulai Tur dengan perkenalan dari masing-masing peserta, dan dilanjutkan dengan menyantap makanan ringan yang sudah disediakan.

Melihat-lihat benda-benda bersejarah | Foto: Rifki Feriandi
Melihat-lihat benda-benda bersejarah | Foto: Rifki Feriandi

Perut sudah terisi dan tidak rewel lagi, maka tiba waktunya untuk masuk ke dalam Gedung. Baru saja masuk, kami sudah disambut oleh relief pemuda Menteng 31 dan tokoh pemimpin RI, dan dilanjutkan dengan benda-benda bersejarah yang terkait kemerdekaan NKRI, seperti tandu Jenderal Sudirman misalnya. Tandu tersebut digunakan untuk mengangkut Jenderal Sudirman yang sedang sakit TBC ke lokasi Perang Ambarawa.

Di depan selebaran perjuangan | Foto: Rifki Feriandi
Di depan selebaran perjuangan | Foto: Rifki Feriandi

Selanjutnya, kami dibawa ke halaman belakang Gedung Joang. Di sana, terdapat mobil dengan gaya jadul yang ternyata kepunyaan Wakil Presiden RI, Drs. Moh. Hatta.

Ruang musium lantai atas bekas rumah pribadi Laksamana Maeda | Foto: RIfki Feriandi
Ruang musium lantai atas bekas rumah pribadi Laksamana Maeda | Foto: RIfki Feriandi

Kami melanjutkan Tur di lokasi selanjutnya, yaitu rumah pribadi Laksamana Maeda yang dialihfungsikan menjadi sebuah museum. Didalamnya juga terdapat benda-benda bersejarah seperti yang ada di Gedung Joang. Salah satunya adalah replika ruangan tempat Sayuti Melik mengetik naskah proklamasi yang lengkap dengan patung ilustrasi dan mesin ketik.

Gaya si Ayah pengen difoto. Ada-ada saja | Foto: Rifki Feriandi
Gaya si Ayah pengen difoto. Ada-ada saja | Foto: Rifki Feriandi

Halaman belakang museum ini terdapat ruang bawah tanah yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dokumen-dokumen penting Laksamana Maeda.

Meliat ruang bawah tanah itu | Foto: Rifki Feriandi
Meliat ruang bawah tanah itu | Foto: Rifki Feriandi

Lapangan proklamasi di jalan Pengangsaan Timur Nomor 56 merupakan tempat tur terakhir yang kami kunjungi. Katanya, dulu di sana terdapat rumah Bung Karno. 

Tapi, atas perintah Bung Karno itu sendiri, rumah itu di hancurkan karena beliau tidak mau rumahnya diagung-agungkan. Sehingga, di sana hanya terdapat lapangan dengan patung Bung Karno dan patung kertas lembar proklamasi yang biasa dijadikan spot foto.

Ayahku bersama ibu-ibu keturunan pejuang kemerdekaan | Foto
Ayahku bersama ibu-ibu keturunan pejuang kemerdekaan | Foto" Rifki Feriandi

Saat itu juga, ada anak-anak SMA yang sedang berlatih upacara bendera untuk perayaan ulang tahun Indonesia ke-77. Ternyata, remaja-remaja tersebut merupakan keturunan pejuang kemerdekaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun