Mohon tunggu...
Khamim Hidayatulloh
Khamim Hidayatulloh Mohon Tunggu... Penulis - Mencoba menjadi diri sendiri

Ingin disayang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kupu-Kupu yang Kukenal (Bagian 2)

17 Desember 2020   16:55 Diperbarui: 17 Desember 2020   17:18 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kau siapa? diambil pinterest.cl/rosalindafideli

Kulanjutkan cerita ini.. 

Siapa sebenarnya engkau? Mengapa aku yang tak menggubris dan tak berniat mencari teman sejalan kau buat penasaran? Ada apa dengan diriku? Banyak sekali tanya saat itu mendatangi pikiranku, kalian akan bosan membacaranya jika kutulis semua. 

Diatas sebuah logika, hati tetap pemimpin perang.

Entah sejak kapan menunggu pesan dari sang kupu-kupu mulai menjadi salah satu hobiku kala itu. Sungguh aku tak pernah merencanakannya. ia mungkin juga tak tahu siapa aku, mungkin ia juga kebingungan. Aku tak berani bicara bahwa aku mengaguminya, tidak.. Aku biasa saja.

Setiap tempat yang kutuju dan setiap memori yang terekam kubayangkan jika kulakukan itu bersamanya. Kusadari itu berlebihan, namun siapa yang dapat melawan saat hati dan otak bersatu untuk menyerang? Jika kalian berfikir aku mulai menyukainya, kalian salah. Tak semudah itu bagiku menyimpulkan hal yang sedang kualami. Idealisme sekali kan? Begitulah..

Aku masih remaja, banyak hal yang ingin kucoba, banyak sekali tempat yang ingin kujelajahi. Dan sifat remaja yang memiliki ego tinggi, itulah permasalahannya. 

Malam ini kawanku mengajakku pergi untuk nongkrong, aku berangkat. Disana kawan-kawan lain sudah memegang rokoknya masing-masing dan segelas kopi didepan mereka. Bagai anak indie, kalimat manis mulai terucap dariku.

Kopi pahit yang didepanmu tak sepahit jenuhku menunggu.

Mereka tertawa dan bingung apa yang kutunggu. Sebenarnya aku juga asal mengucap, tak bermaksud menyinggung hal lain. Saat tengah asik bercanda, handphone ku menyala. Kulihat ada notifikasi muncul di layar utama. Iya, itu dari sang kupu-kupu.

Kawanku bertanya siapa ia, aku tak menjawab. Dengan celetukan serius salah satu kawanku berkata 

"Diluk engkas lek entuk" dalam bahasa Indonesia artinya "Sebentar lagi pasti dapat tuh"

Senyum di wajahku lebar, aku yang sebelumnya egois atas idealisme yang kugenggam bahwa aku sudah senang dengan hidupku saat itu dan tak ingin mencari teman sejalan akhirnya perlahan mulai pudar. Mungkin karna sebagai remaja umumnya, perasaan adalah hal paling misterius. Kulanjutkan dan kubalas pesan dari si kupu-kupu. 

Hari demi hari terlewati denganku yang mulai memberanikan diri bertanya kepada si kupu-kupu tentang kesehariannya. Dan semua berjalan lancar.. walau tanpa ada ekspetasi lebih dariku. 


Lagu ini berjudul Creep ciptaan band Radiohead, namun dicover oleh Haley Reinhart. Saat kuputar lagu itu, ia mengirim pesan padaku bahwa ia sedang sakit dan entah mengapa rasanya seketika kekhawatiran memukuliku. Ia yang awalnya sangat ceria meskipun dalam pesan, kini harus sedikit mengabaikanku karna tubuhnya tidak sedang baik-baik saja. 

Tak berpikir lama setelah kutanya apa yang ia rasakan, kuberanjak mengambil obat apa saja yang ada dirumahku dan bergegas kumenuju kerumahnya. Jika kalian bertanya darimana aku tahu tempat tinggalnya, aku takkan memberi tahu. Biar saja menjadi rahasiaku.. 

Jika kalian merasa bertanggung jawab akan seseorang, kalian akan melakukan yang apa ia butuhkan. Aku sadari saat itu pasti si kupu-kupu butuh hiburan, entah sebenarnya benar atau tidak aku tetap ingin menjenguknya. Dan ini adalah pertama kali ku berkenalan dengannya secara langsung dan tiba-tiba. Tanpa keraguan, tanpa ketakutan.. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun