Mohon tunggu...
Khamidah PutriRizki
Khamidah PutriRizki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Mahasiswi Administrasi Pendidikan Universitas Jambi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dunia Pendidikan dan Gawai, Antara Positif dan Negatif

5 Mei 2021   15:40 Diperbarui: 5 Mei 2021   16:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

TIK mencakup definisi yang luas, yaitu semua kegiatan yang berkaitan dengan pemrosesan informasi, manipulasi, pengelolaan, dan transfer antar media. Oleh karena itu pada era sekarang ini, manusia tidak akan bisa menghindari perkembangan TIK dari anak-anak hingga orang dewasa (Huda, 2020). Hampir semua orang sudah mengetahui dan menggunakan teknologi TIK. 

Teknologi sangat membantu untuk mempermudah pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari serta menyediakan berbagai aktivitas hiburan bagi yang menginginkannya. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah merambah ke bidang pendidikan. Mulailah dengan data siswa yang harus diinputkan selama ini melalui website yaitu transkrip elektronik. Guru yang merupakan pendidik dituntut untuk memahami perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Karena penggunaan TIK dapat membantu guru mengelola dan meningkatkan kualitas pembelajarannya. Sesuai dengan kebutuhan global abad 21 saat ini, sektor pendidikan membutuhkan inovasi dan kreativitas dalam proses pembelajarannya.

Untuk itu diperlukan pemanfaatan TIK dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien serta menarik perhatian siswa saat ini yang dikenal dengan Generasi Z. Perubahan dan inovasi dalam dunia pendidikan terus terjadi dan berkembang. Misalnya saja melalui gawai dengan memanfaatkan media sosial seperti YouTube yang bisa dengan mudah mencari sumber belajar, dan yang sekarang sedang hype yaitu aplikasi media sosial TikTok yang mana banyak konten creator memberikan postingan-postingan edukasi, bahkan guru dan dosen juga mulai menggunakan media sosial TikTok pada gawainya sebagai media yang justru menarik untuk memberikan materi kepada siswanya secara khusus dan banyak orang secara umum. Dengan begitu semakin banyaknya pilihan untuk menggunakan dan memanfaatkan TIK, serta peran media dan multimedia pun semakin meningkat.

Jika tenaga pendidik menggunakan gawai sebagai media untuk pembelajarannya, maka pelajar dan gawai pun tidak bisa dipisahkan. Jika sebuah rumah merupakan kebutuhan pokok bagi seseorang, maka gawai pun seperti itu. Gawai tersebut memiliki sisi positif dan tidak akan lepas dari dampak negatifnya bagi siswa. Aspek positif penggunaan gawai adalah memperluas jaringan pertemanan dengan mengakses jejaring sosial. Siswa dapat mendownload aplikasi yang sesuai dengan perangkatnya, gawai tersebut juga dapat mempermudah kegiatan belajar. 

Gawai yang dilengkapi dengan document viewer dan fungsi lainnya dapat membantu siswa mempelajari bentuk-bentuk materi dengan e-book atau file pdf secara portable, gawai ini dapat membantu siswa berlatih English conversation dalam format Mp3 atau Mp4 atau video media sosial dari YouTube, TikTok, Instagram, dan media sosial lain, serta  menghilangkan rasa lelah siswa setelah belajar dengan mendengarkan musik. 

Apabila gawai digunakan untuk tujuan yang tidak jelas, maka akan berdampak negatif pula pada penggunaan gawai oleh siswa, yaitu mengurangi konsentrasi pada pelajaran, karena mereka lebih mementingkan gawainya sendiri, gawai tersebut digunakan untuk chatting atau browsing menarik di sosial media tanpa ada informasi yang jelas, terlalu asik juga untuk main game, jadi gawainya bisa dengan mudah mengalihkan fokus siswa dari pelajaran. Fungsi yang tersedia pada perangkat (seperti kamera, game, gambar, dan fasilitas lainnya) memudahkan siswa untuk teralihkan dari pelajaran sekolah.

Gawai memiliki potensi untuk mempengaruhi sikap dan perilaku dari seorang pelajar, apabila tanpa adanya kontrol dari orang tua dan guru. Jika kebijakan sekolah memperbolehkan pelajar membawa gawai maka harus memiliki aturan yang harus dipatuhi pelajar. Misalnya sekolah menyediakan kotak untuk menyimpan gawai siswa. Lalu bila saat jam pelajaran membutuhkan gawai untuk browsing materi pelajaran diizinkan untuk mengambil gawainya. 

Setelah selesai digunakan, gawai dikumpulkan kembali untuk disimpan dalam kotak. Dan saat pulang sekolah pelajar bisa mengambil kembali gawainya. Dengan begitu guru dapat memantau isi dari gawai pelajar yang bisa saja terdapat hal-hal yang tidak patut dilihat pelajar dan pesan yang mencurigakan. Aturan sekolah memperbolehkan pelajar membawa gawai dan adanya sanksi yang diberikan kepada pelajar apabila ada pelanggaran harus memiliki kesepakatan dari pihak sekolah dengan orang tua, sehingga jika ada masalah dikemudian hari tidak menimbulkan komplain dari orang tua.


Dengan demikian dapat diberi kesimpulan bahwasanya pemanfaatan TIK dalam hal ini menggunakan gawai dalam keterlibatannya pada dunia pendidikan tentu memiliki manfaat dan juga bisa menimbulkan kerugian. Para guru pun bisa memanfaatkan teknologi agar banyak sumber yang guru dapatkan dalam persiapan pembelajarannya, dan membuat guru mengajar dengan memiliki inovasi terkini serta kreatif. Dengan begitu siswa akan lebih tertarik, dan lebih paham jika materi disajikan dengan visualisasi atau animasi.


Sumber:
Huda, I. A. (2020). Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Terhadap Kualitas Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 1.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun