Kenapa Soekarno mengambil Marxisme bukan yang lain?. Hatta mempunyai konsep ekonomi sosialisme, Syahrir punya sosialis kerakyataan yang lain-lain termasuk Soekarno dengan konsep Marhaenisme. Jarang yang mempunyai Demokrasi Liberal.
Menurut Soekarno mengenai Demokrasi Liberal ialah semua warga negara dan semua kekuatan punya hak formal yang sama, tetapi karena kekuatan keuangannya yang berbeda, hak formal yang sama ini sebenarnya batal sebab dalam praktiknya si pemegang kekuasaan yang bisa membiayai surat-kabar, membiayai propaganda. Sehingga yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin msikin.
Pengalaman Indonesia sendiri sejak kemerdekaan, yaitu pada priode 1950-1958. Selama priode ini kehidupan politik demokrasi parlementer diwarnai oleh gonta-ganti koalisi kabinet. Fraksi antar partai semakin tajam sehingga Soekarno dan banyak orang lain mengeluh marak terjadinya saling jegal-menjegal. Dalam hal ini mengkritik sekaligus tidak suka dengan demokrasi liberal.
Sedikit cerita
Pada suatu pagi hari seorang laki-laki yang sedang bersepeda melewati hijau dan luasnya persawahan, kemudian laki-laki tersebut melihat salah seorang petani yang sedang mencangkul di bagian persawahannya, petani itu kelihatan lelah dan susah, kemudian laki-laki tersebut menghampirinya, lalu ditanya.
Laki-laki : Permisi Pak.
Petani : Ow Iya Pak.
Laki-laki : Ini apakah sawah Bapak sendiri?.
Petani : O ia pak. sawah saya sendiri. Tak garaf-garaf sendiri tapi tetep saja hidup ku begini-gini saja, sumpek. tetep susah pak.
Laki-laki : kalau boleh tau nama bapak siapa ya ?.
Petani : Marhaen.