Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Marhaenisme Soekarno

6 Juni 2020   11:45 Diperbarui: 6 Juni 2020   11:54 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Kenapa Soekarno mengambil Marxisme bukan yang lain?. Hatta mempunyai konsep ekonomi sosialisme, Syahrir punya sosialis kerakyataan yang lain-lain termasuk Soekarno dengan konsep Marhaenisme. Jarang yang mempunyai Demokrasi Liberal.

Menurut Soekarno mengenai Demokrasi Liberal ialah semua warga negara dan semua kekuatan punya hak formal yang sama, tetapi karena kekuatan keuangannya yang berbeda, hak formal yang sama ini sebenarnya batal sebab dalam praktiknya si pemegang kekuasaan yang bisa membiayai surat-kabar, membiayai propaganda. Sehingga yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin msikin.

Pengalaman Indonesia sendiri sejak kemerdekaan, yaitu pada priode 1950-1958. Selama priode ini kehidupan politik demokrasi parlementer diwarnai oleh gonta-ganti koalisi kabinet. Fraksi antar partai semakin tajam sehingga Soekarno dan banyak orang lain mengeluh marak terjadinya saling jegal-menjegal. Dalam hal ini mengkritik sekaligus tidak suka dengan demokrasi liberal.

Sedikit cerita

Pada suatu pagi hari seorang laki-laki yang sedang bersepeda melewati hijau dan luasnya persawahan, kemudian laki-laki tersebut melihat salah seorang petani yang sedang mencangkul di bagian persawahannya, petani itu kelihatan lelah dan susah, kemudian laki-laki tersebut menghampirinya, lalu ditanya.

Laki-laki : Permisi Pak.

Petani : Ow Iya Pak.

Laki-laki : Ini apakah sawah Bapak sendiri?.

Petani : O ia pak. sawah saya sendiri. Tak garaf-garaf sendiri tapi tetep saja hidup ku begini-gini saja, sumpek. tetep susah pak.

Laki-laki : kalau boleh tau nama bapak siapa ya ?.

Petani : Marhaen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun