Ketimpangan atau Gini Ratio Jawa Barat selalu berada di atas rata-rata nasional sejak tahun 2011. Hal ini menunjukkan lapisan bawah masyarakat semakin sedikit menerima dampak pembangunan sementara ada sebagian pihak lagi yang memiliki tingkat kesejahteraan diatas rata-rata kemampuan ekonomi masyarakat Jabar.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 1 Februari 2017, Jawa Barat berada pada posisi tertinggi setelah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gorontalo untuk provinsi yang memiliki Gini Ratio paling tinggi di Indonesia pada September 2016. Gini Ratio Jawa Barat sebesar 0,402 sama dengan Provinsi Jawa Timur. Sementara Gini Ratio nasional sebesar 0,394.Â
Hal ini sangat di sayangkan, potensi ekonomi Jawa Barat yang begitu besar seharusnya jadi penggerak utama untuk menumbuhkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Posisi Jawa Barat dengan angka Ratio gini yang  selalu berada di atas rata rata nasional sejak tahun 2011 hal ini menunjukan bahwa pembangunan yang telah di lakukan oleh pemerintah baik pusat, Provinsi, kabupaten dan kota di Jawa Barat tidak memberikan dampak yang berarti bagi masyarakat miskin yang berada pada lapisan paling bawah.
Ukuran yang paling penting berhasil atau gagalnya sebuah pemerintahan adalah soal Ketimpangan Sosial yang menganga lebar antara si kaya dan si miskin. Pembangunan yang di kerjakan selama ini hanya menguntungkan masyarakat kelas atas dan kelas menengah tidak menyentuh lapisan masyarakat bawah.
Pilkada Jabar 2018 harus memberikan respon positif terhadap pertumbuhan dan pemerataan ekonomi masyarakat Jabar. Gubernur Jabar yang kelak terpilih harus mampu membuat strategi pembangunan yang simultan dan signifikan menyentuh berbagai lapisan masyarakat. Ini PR buat Gubernur Jawa Barat yang akan datang utk mendekatkan angka ketimpangan sosial ini sekaligus memperbaiki strategi pembangunan yang lebih mengutamakan masyarakat lapisan bawah yang miskin, pembangunan inklusif yang pro rakyat miskin.