Mohon tunggu...
Khalid Walid Djamaludin
Khalid Walid Djamaludin Mohon Tunggu... Ilmuwan - Social Researcher

My name is Khalid Walid Djamaludin. I am an Independent Social Researcher from PRODES Institute Indonesia. my research interests are Economic Anthropology, Political Economy, Corruption Studies, and Social Empowerment.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pandemi Covid-19: Sebuah Sinyal Ketidakberesan

24 Januari 2021   12:40 Diperbarui: 24 Januari 2021   13:04 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selain persoalan kesehatan dan ekonomi akibat dari pandemic Covid-19 ini, terdapat masalah serius bagi keberlangsungan sektor pendidikan. Regulasi yang diterbitkan pemerintah berkenaan dengan aturan yang tidak diperbolehkan mengadakan kegiatan belajar dan mengajar di sekolah dalam upaya meminimalisasi penyebararan virus di sektor pendidikan, sehingga murid -- murid mulai dari taman kanak -- kanak hingga perguruan tinggi memberlakukan belajar di rumah (study at home). Regulasi yang dikeluarkan pemerintah dapat dinilai tepat bagi mengurangi penyebaran virus, tetapi dalam praktiknya menimbulkan persoalan baru yang sangat pelik.

Pertama, persoalan yang timbul dari sektor pendidikan, yakni ketersediaan sarana dan prasarana belajar-mengajar daring. Infrastruktur daring sangatlah besar peranannya dalam mengadakan kegiatan belajar-mengajar daring, seperti ketersediaan alat (devices), seperti smartphone atau laptop, pulsa internet, dan ketersediaan jaringan internet. 

Sementara itu, masalah ketimpangan infrastruktur daring tersebut menjadi yang krusial. Tidak semua wilayah di Indonesia terhubung dengan jaringan internet, bahkan jika adapun, persoalan lain yang timbul adalah kualitas internet yang buruk, dikarenakan faktor geografisnya (Indonesia bagian timur) dan universalitas kualitas infrastruktur internet. Seharusnya, untuk wilayah yang khas secara geografis pedesaan, perbukitan dan lembah, kualitas infrastruktur harus disesuaikan, sehingga akan mendapatkan kualitas yang baik, sama hanya dengan kualitas jaringan internet di perkotaan.

Selanjutnya, persoalan lain yang sangat penting adalah faktor sumber daya manusianya, seperti kapasitas dan kapabilitas pengajar, dan orang tua saat kegiatan belajar-mengajar dilakukan di rumah masing -- masing. Kemampuan pengajar yang berbeda di setiap wilayah menimbulkan ketimpangan baru di sektor pendidikan. 

Pengajar yang berada dekat dengan pusat kota akan lebih mampu untuk mengoperasikan alat daring, dibandingkan dengan pengajar yang berada di daerah atau pedesaan, serta dalam memberikan materi ajar juga akan berbeda. Kemampuan murid -- murid dalam membeli paket internet juga menjadi hal yang penting, mengingat dampak penurunan ekonomi yang tengah melanda masyarakat menyebabkan kesulitan dalam membeli paket internet yang masih menjadi barang mahal di negeri ini.

Kemudian respon pemerintah yang kurang terhadap segala keterbatasan tersebut menjadikan kegiatan belajar-mengajar daring tidak efektif. Walaupun bantuan paket internet dan sarana lainnya baru hadir di tengah kegiatan berlangsung, dan masih banyak sarana-prasarana yang belum tersedia sebagai penunjang kegiatan belajar-mengajar di tengah pandemic Covid-19.

Oleh karena itu, persoalan tersebut menjadi sebuah sinyal ketidakberesan di sektor pendidikan. Sejatinya, negara harus mensiasati aplikasi metode pembelajaran daring, meskipun ada atau tidaknya kondisi sulit seperti saat ini, sehingga menghasilkan metode hybrid (hybrid method).

Kesimpulan

Fenomena pandemic Covid-19 menjadi barang baru saat ini, sehingga menghasilkan dampak negatif di berbagai sektor. Fakta membuktikan, bahwa pandemi ini mereproduksi sinyal -- sinyal ketidakberesan, khususnya di sektor kesehatan, ekonomi, dan pendidikan. Tiga sektor yang sangat vital dalam suatu negara, dan menjadi tolak ukur baik atau tidaknya suatu negara, dan hubungan antara ketiganya sangat bergantung satu sama lain. Tinjauan kritis perlu dibangun untuk menilai tepat atau tidaknya suatu kebijakan.

Referensi

Ghosh, B.N., 2019. Dependency theory revisited. Routledge.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun