Mohon tunggu...
Khalid Abdurahman
Khalid Abdurahman Mohon Tunggu... -

seorang laki-laki yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Boros di Bulan Ramadhan

9 Agustus 2012   09:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:02 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bulan Ramadhan pengeluaran rumah tangga pasti meningkat. Aneh rasanya, koq bisa meningkatnya? Padahal jatah makan rata-rata orang akan berkurang karena puasa. Tapi kenyataannya pengeluaran di bulan ini jauh lebih besar di banding dengan pengeluaran di bulan lainnya.

Bagaimana tidak terjadi peningkatan kalau porsi makanan bertambah. Terutama untuk porsi buka puasa. Biasanya hidangan berbuka terdiri dari hidangan pembuka, hidangan inti, dan juga hidangan penutup. Hidangan pembuka umumnya es degan, es campur, es buah, es koktail, gorengan, kurma dan hidangan lainnya.

Untuk hidangn inti nasi lengkap dengan lauk-pauknya, berbagai sayur. Utamanya lauk yang disediakan biasanya daging. Untuk hidangan penutupnya biasanya mengunakan buah, kolak ataupun makanan lainya.

Kalau dilihat dari menu berbuka yang begitu komleks tentunya akan menambah daftar belanja ibu-ibu. Dengan bertambahnya daftar belanja tentu pengeluaran akan meningkat. Belum lagi ditambah naiknya harga barang memasuki bulan Ramadhan. Seluruh barang naik harganya. Ini yang menyebabkan pengeluaran rumah tangga membengkak.

Belum lagi ditambah pakaian lebaran buat anak-anak. Rata-rata setiap anak akan mendapat minimal 3 stel pakaian. Tentu ini juga meningkatkan anggaran belanja. Ditambah pembuatan atau pembelian kue lebaran yang tentunya menguras kantong. Belum lagi bagi yang mudik tentunya tidak sedikit uang yang harus dikeluarkannya. Karena semua angkutan akan menaikan tarifnya. Kenaikan tariff ini berkisar 20-30% dari tarif normal.

Kebayangkan betapa borosnya kita di bulan Ramadhan ini. Kita di sini masih bisa meniknmati kebahagian bertemu dan berkumpul bersama dengan keluarga yang kita cintai. Kita masih bisa merasakan kebahagian dan keceriaan hari lebaran.

Tapi bagaimana nasib saudara-saudara kita yang ada di negri lain. Semisal di Suriah, Rahingya? Mereka saat ini dalam kondisi yang sulit. Laki-laki dewasa dibunuh, di culik, dan juga di penjarakan. Para wanita di perkosa oleh para tentara. Anak-anak pun tak lepas dari pemukulan dan pembunuhan. Mereka berpisah dengan orang-orang yang mereka kasihi.

Apakah mereka bisa merasakan kemeriahan lebaran. Kita di sini malah menghamburkan uang kita untuk membeli mercon. Yang kita gunakan untuk menggangu orang. Di sana yang mereka dengar desingan peluru dan juga dentuman bom.

Kita masih saja membeli baju baru padahal baju-baju kita yang dulu masih layak pakai. Sedangkan mereka, baju yang mereka kenakan itulah baju mereka yang tersisa. Kita masih bisa menikmati ketupat dan juga opor ayam di hari lebaran. Sedangkan mereka, untuk mendapatkan sepotong roti saja sulit.

Rasulullah mengajarkan kita untuk berbagi dibulan Ramadhan ini. Bukankah kita di syariaatkan untuk menunaikan Zakat Fitrah. Kenapa tidak kita galang Zakat Fitrah dan kita berikan kepada mereka. Mari kita kurangi bajet pengeluaran kita di sisa bulan Ramadhan ini dan kita sumbangkan buat mereka. Kita kurangi jatah baju baru buat keluarga kita dan kita kumpulkan beberapa pakain yang layak. Lalu kita berikan kepada mereka. Karena sungguh mereka itu saudara kita.

Sesungguhnya umat Islam itu satu. Tidak ada batas wilayah yang membatasi mereka. Umat islam itu laksana tubuh, apabila ada tubuh yang sakit maka anggota tubuh yang lain akan merasakan sakit. Mereka itu saudara kita. Sebagai umat Islam kita seharusnya merasakan juga apa yang mereka rasakan. Kita seharusnya merasakan penderitaan yang mereka derita. Karena kita ini satu. Tak peduli mereka berasal dari daerah mana. Selama kita mengakui diri kita Islam maka kita sama dengan mereka. Karena kita satu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun