Mohon tunggu...
Khairunnisa Musari
Khairunnisa Musari Mohon Tunggu... lainnya -

"Satu peluru hanya bisa menembus satu kepala, tapi satu telunjuk (tulisan) mampu menembus jutaan kepala" - Sayyid Quthb. Untuk artikel 'serius', sila mampir ke khairunnisamusari.blogspot.com dan/atau http://www.scribd.com/Khairunnisa%20Musari...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Pencarian Panjang dan Berliku untuk Menemukan Sang Belahan Jiwa

16 Oktober 2012   21:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:46 5968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_218291" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: fiksi.kompasiana.com"][/caption] Hehehe. Saya agak tertawa sinis campur miris membaca judul yang saya tulis ini. Ada nyeri di hati merenungi kalimat tersebut. Saya teringat ucapan seseorang yang mengatakan kepada saya, “Hari gini, apa masih ada yang percaya dengan cinta sejati? Hari gini kok masih ada belahan jiwa segala...”. Hmmmfhhhh...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Perempuan itu usianya sudah hampir menyentuh kepala 4. Masih lajang. Panggil saja namanya Mbak Ninik. Dan ini adalah yang ke-4 kalinya Mbak Ninik menangis. Ia kembali patah hati dengan luka jiwa teramat dalam. Ia ditinggal menikah oleh sang kekasih. Trauma itu masih membekas. Bukan hanya sakit di hatinya, tetapi juga malu kepada keluarga besarnya yang sudah ia perkenalkan dengan para kekasihnya.

Mbak Ninik yang memiliki lemah jantung, beberapa bulan lalu telah menambatkan hati pada seorang dokter. Hanya beberapa bulan masa manisnya, Mbak Ninik kembali harus menangis. Lagi-lagi sang kekasih itu tiba-tiba memutuskan menikah dengan wanita lain.

Hmm...

Saya tahu bagaimana sedihnya Mbak Ninik. Saya tahu, sikapnya akan kembali garang karena peristiwa ini. Ia tak akan sudi dikasihani. Dengan berbagai cara, ia akan menutupi kesedihan hatinya. Sikapnya akan menjadi keras. Hatinya akan menjadi batu karang. Luka itu pasti begitu dalam menusuk relung jiwanya hingga membuatnya menjadi pribadi yang kaku, angkuh, dan sering sinis.

Sahabat saya mengatakan kepada Mbak Ninik, “Terkadang kita harus melewati sebuah perjalanan panjang untuk menemukan apa yang kita cari. Seringkali perjalanan itu tidak hanya panjang, tetapi juga berliku dan harus melewati sejumlah peristiwa yang menyesakkan hati....”.

[caption id="attachment_218292" align="alignright" width="300" caption="Sumber: qu2buku.com"]

1350422004927062932
1350422004927062932
[/caption] Ah, tak pelak lagi, langsung saya menangis mendengar nasehat sahabat saya kepada Mbak Ninik. Ah, payah banget memang saya. Bawaannya sekarang ini sedikit-sedikit menangis. Gampang banget terseret oleh kisah-kisah mellow beginian. Hehehe...

Hmffffhhhh...

Gara-gara kisah Mbak Ninik, saya teringat kepada kisah 2 orang sahabat saya. Mengingat kisah mereka inilah yang membuat saya mengamini apa yang disampaikan sahabat saya kepada Mbak Ninik.

MAS AGUS

Saya mengenalnya sekitar 13 tahun lalu. Jagoan untuk urusan komputer. Aktivis di kampus. Orangnya sangat baik. Baik sekali. Saya bisa merasakan ketulusan jiwanya kepada wanita itu. Wanita itu pernah dibawanya ke rumahnya untuk diperkenalkan kepada anggota keluarga. Petikan gitar dan surat-surat yang rajin dikirimkannya adalah salah satu bukti perhatiannya yang sangat besar kepada wanita itu.

Tapi... wanita itu ternyata dijodohkan oleh kedua orangtuanya dengan pria lain. Mas Agus memberanikan diri untuk melamar wanita itu. Tetapi, wanita itu malah marah dan meminta Mas Agus pergi.

Waktu pun berlalu. Wanita itu kemudian menjalani takdirnya dengan perjodohan tersebut. Sesekali ia mencoba mencari tahu tentang Mas Agus. Kabar yang ia terima, Mas Agus benar-benar terpuruk. Sekolahnya tak kunjung selesai dan Mas Agus benar-benar menderita. Wanita itu sangat menyesal karena tak menyadari telah bersikap jahat kepada Mas Agus di waktu lalu. Ia mencoba menemui Mas Agus.

“Aku pergi karena kamu memintanya. Aku tak ingin pergi. Tapi kamu yang memintanya. Apa yang kamu lakukan seperti seorang tuan kepada anjingnya. Tahukah kamu, jika seekor anjing begitu mencintai tuannya, maka ia akan terus mengikuti sang tuan kemana pun pergi. Dan satu-satunya cara agar anjing itu pergi tidak mengikuti sang tuan, maka sang tuan itu harus memukuli atau menendang anjing itu dengan batu atau apapun agar anjing itu terluka dan tidak lagi mendekatinya. Dan itulah yang telah kamu lakukan kepadaku.....”.

Wanita itu menangis karena tidak pernah menyangka bahwa ia telah menyakiti Mas Agus sedemikian rupa. Sepucuk surat ia kirimkan kepada Mas Agus untuk menjelaskan mengapa dulu ia melakukan hal tersebut kepada Mas Agus. Mas Agus menerimanya dan memahaminya. Dan mereka kembali berteman...

Mas Agus mungkin tidak tahu, wanita itu tak pernah berhenti mendoakan Mas Agus agar ia menemukan cinta sejatinya. Mas Agus memang orang baik. Meski pernah terluka, tetapi ia tetap berkenan bersahabat dengan wanita itu. Hingga suatu hari, Mas Agus membawa seorang teman wanita kepada wanita itu. Ahhhh, inikah gerangan sang cinta sejati Mas Agus?

[caption id="attachment_218295" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: magnatamedia.com"]

13504224321155725052
13504224321155725052
[/caption] Akhirnya, Mas Agus sungguh-sungguh menikah dengan wanita itu. Wanita itu telah memiliki seorang putri cantik. Ya, Mas Agus langsung mendapat bonus dari Allah untuk kebaikan hatinya. Wanita itu ditinggal mati suaminya ketika baru melahirkan bayi mungil. Dan wanita itu akhirnya dipertemukan Allah dengan seorang Mas Agus yang memiliki cinta yang sangat besar untuk ia dan putrinya.

Sebuah kartu undangan dari Mas Agus dikirimkan kepada wanita itu via imel. Wanita itu pun berjanji untuk mengusahakan datang pada pernikahan Mas Agus. Dan ia menepati janji bersama ‘kado’ yang diminta Mas Agus kepadanya. ‘Kado’ sederhana itu adalah doa restu berupa kiriman Al-Fatihah sebanyak 7 kali. Dengan menatap langit ketika perjalanan antar kota untuk menghadiri pernikahan tersebut, wanita itu mengirimkannya sebagai restu atas pernikahan Mas Agus dengan wanita tersebut.

ERZA

Saya mengenalnya sudah sekitar 2 tahun di dunia maya. Selama itu, hanya sekali saya bertemu dengannya. Kami bertemu ketika saya mengunjungi negara Arab beberapa waktu yang lalu. Kisah Erza sudah lama ingin saya tulis. Perjalanan hidupnya sangat menyentuh hati meskipun saya mengetahuinya dari orang lain.

Setiap kali saya melihat status dan foto Erza dengan sang istri di Fesbuk, rasanya semua orang akan dapat merasakan besarnya cinta Erza pada sang istri. Dari caranya memeluk dan menuliskan puisi mesra, rasanya takkan ada yang dapat meragukan limpahan kasih sayang Erza kepada sang istri. Getar-getar jiwanya seolah terbaca pula di setiap foto dan status-statusnya...

Mungkin tak ada yang menyangka, sebelumnya Erza dan istri pernah menikah dengan orang lain. Usia Erza dan istri yang masih sangat muda, tak akan ada yang mengira bahwa ini adalah pernikahan mereka yang kedua.

Dulu.... Dulu sekali. Sang Nenek telah menjodohkan Erza dengan Rika. Mereka telah dicomblangi oleh sang nenek sejak mereka kecil. Namun, perjalanan hidup menakdirkan Erza harus menikah dengan wanita lain dan Rika menikah dengan pria lain.Saya tidak tahu bagaimana persoalan yang mereka hadapi dan alami sehingga akhirnya Erza menjadi menikah dengan Rika. Saya tidak tahu dan tidak yakin, sepertinya suami Rika telah meninggal. Dan saya yakin, Erza berpisah baik-baik dengan istri sebelumnya hingga akhirnya waktu mempertemukan kembali Erza dengan Rika.

[caption id="attachment_218296" align="alignright" width="300" caption="Sumber: armilia-sari.blogspot.com"]

1350422568916712320
1350422568916712320
[/caption] Hmmffffhhh...

Kebahagiaan Erza dan Rika saat ini adalah sebuah harga yang mahal karena mereka harus melalui perjalanan yang panjang, berliku, dan menyesakkan hati. Tapi Allah telah menggantinya dengan hadiah kebahagiaan yang indah untuk kesabaran mereka. Saya yakin, ada doa Nenek yang dulu selalu terkirim kepadaNya untuk pernikahan Erza dan Rika.

Erza, sang putra mahkota sebuah kerajaan tua di nusantara ini akhirnya bertemu dengan tuan putri. Masing-masing bertemu ketika mereka telah memiliki anak dengan pasangan sebelumnya. Ini bukan sinetron. Tetapi sebuah kisah nyata tentang kekuatan doa yang akhirnya mempertemukan mereka pada sebuah cinta sejati. Perjalanan hidup yang menyesakkan, bahkan harus melewati sebuah pernikahan dengan orang lain, akhirnya belahan jiwa hilang itu bertemu kembali.

Hmffffhhhh...

Cinta sejati... Belahan jiwa... Mungkin ini akan menjadi sebuah olok-olok belaka bagi mereka yang mempercayainya. Entahlah. Seorang sahabat saya mengatakan, “Ketika seseorang saling mencintai, itu semua akan terbaca bagi mereka yang melihatnya. Mereka pasti ingin selalu menyentuh, memeluk, memberi perhatian, dan cara pandangnya selalu dalam. Mereka mungkin dapat mengingkari dengan kata-kata, tetapi percayalah, hati mereka tak bisa berdusta dan mengelak tentang cinta itu....”.

Hmffffffffffhh...

Entahlah...

[caption id="attachment_218297" align="alignleft" width="300" caption="Sumber: asramfkguh02.wordpress.com"]

1350422675167850162
1350422675167850162
[/caption] Yang ingin saya bilang, tidak hanya Mbak Ninik saja yang masih menanti sang belahan jiwa. Saya juga memiliki sejumlah sahabat yang semua sudah dalam usia dewasa dan masih menanti sang belahan jiwa. Saya tidak tahu sampai kapan mereka harus menanti. Tapi saya percaya tentang kekuatan doa. Karena Allah adalah Sang Pemilik Cinta Sejati yang hakiki. Dia Maha Pemberi Rasa dan Maha Berkehendak...

Mungkin kekuatan doa dari wanita yang mendoakan Mas Agus itulah yang turut membantu Mas Agus bertemu dengan sang istri meski mungkin Mas Agus juga berdoa yang sama. Mungkin kekuatan doa dari Nenek lah yang turut membantu dipertemukannya Erza dengan Rika meski mungkin masing-masing juga berdoa yang sama. Entahlah. Tapi saya percaya, ada kekuatan doa di sana. Sebuah doa yang dipinta tak putus-putus...

Ya, terkadang kita harus melewati sebuah perjalanan panjang untuk menemukan apa yang kita cari. Seringkali perjalanan itu tidak hanya panjang, tetapi juga berliku dan harus melewati sejumlah peristiwa yang menyesakkan hati. Bahkan, terkadang... harus tertipu oleh cinta semu demi untuk mengetahui di mana cinta sejatinya berada. Terkadang... juga harus bertemu orang yang salah dan menyakitkan hati ketika mencari sang belahan jiwa. Terkadang... juga telah bertemu orang yang benar tetapi bukan pada waktu yang benar. Ketika semua masih dalam penantian, tentu ada maksud baik dari Allah atas semua waktu yang harus dilaluinya. Semoga kesabaran dan keikhlasan dalam pencarian panjang dan berliku serta melemahkan jiwa ini akan berujung indah sebuah cinta yang mempertemukan sang belahan jiwa hingga ujung usia. Wallahua’lam bish showab.

*Terdedikasi untuk adik-adikku Ranti, Dwy, Ustdzh Nur, Adjie, Mb Indah dan bagi mereka yang percaya dan menanti sang belahan jiwa...

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun