Mohon tunggu...
Khairunisa DeriHatasya
Khairunisa DeriHatasya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Hai aku mahasiswi FKM di UINSU

Enjoy your life!!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Cari Tahu Bagaimana Gaya Kepemimpinan "Presiden" dan "Mantan Presiden" di Indonesia

26 Oktober 2021   14:49 Diperbarui: 29 Oktober 2021   11:04 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Gaya merupakan kesanggupan maupun kekuatan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan kepemimpinan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perihal pemimpinan. Jadi, gaya kepemimpinan adalah cara, sifat, perilaku, idealisme seorang pimpinan untuk melakukan sesuatu.

Gaya kepemimpinan seorang presiden dapat membawa dampak besar bagi masyarakatnya. Jika seorang pemimpin memiliki sikap yang keras, maka masyarakatnya juga ikut keras. Jika pemimpinnya lembut, dapat membahayakan negara karena kurangnya partisipasi dalam menjalankan negara. Berikut ini gaya gaya kepemimpinan dari presiden di Indonesia:

1. Ir. Soekarno (1945-1967)

Presiden Soekaro dikenal dengan sosok pembicara ulung yang dapat membangkitkan semangat nasionalisme rakyat. Soekarno adalah tokoh yang memiliki peran besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Karakteristik kepemimpinan dari Soekarno yaitu ia sosok yang berani, tegas, cerdas, kharismatik, mudah menarik perhatian para wanita, seorang orator ulung, bijaksana dan berkepala dingin, sangat percaya diri dan tidak ingin kalah dengan orang lain, ceroboh, serta kurang hati-hati dalam mengambil keputusan.

Soekarno memiliki gaya kepemimpinan yang berorientasi pada moral, etika dan ideologi mendasari Negara dan partai, konsisten, dan fanatik. Soekarno selalu menekankan pada moral dan berpegang teguh pada sila-sila pancasila.

Namun dibalik kelebihannya, ia memiliki kelemahan. Kelemahan ia yaitu kurang tegas dalam mengambil keputusan disaat keadaan genting. Hal ini ditunjukkan oleh kasus G30 S/PKI pada tahun 1965, banyak terjadi pertumpahan darah hampir di seluruh wilayah nusantara karena terjadi pemberontakan dimana-mana. Ir Soekarno terlalu lama dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan perkara ini sehingga keadaan politik maupun pemerintahan di Indonesia menjadi tidak stabil. Soekarno juga  dinilai mengambil kebijakan yang tidak realistis ketika Indonesia baru saja merintis sebagai Negara yang terlepas dari belenggu penjajahan. Kemudian, Soekarno juga kurang dalam hal pengetahuan ekonomi. Indonesia mengalami inflasi hingga 300%, sehingga pak Harto memanfaatkan keadaan tersebut untuk melakkan kudeta.

2. Soeharto (1967-1998)

soeharto-617b7289f83d165014399223.jpg
soeharto-617b7289f83d165014399223.jpg

Presiden Soeharto adalah presiden dengan masa jabatan terpanjang dalam sejarah di Indonesia yaitu 32 tahun. Awal orde baru dimulai dari masa emerintahan Soeharto. Karakteristik dari Soeharto yaitu seorang yang sangat jelas, mempunyai target visi dan misi, mahir dalam strategi, tidak banyak bicara, pandai menggunakan lesempatan, murah senyum, dan berwibawa.

Gaya kepemimpinan yag diusung dari Soeharto adalah gaya kepemimpinan gabungan prosktif-ekstraktif gengan adatif-antisipatif, otoriter, diktator, demonstrasi dan unjuk rasa di tindak tegas, dan penuh dengan intrik dan kontroversi. Ia berjasa atas pembangunan pelayanan publik, fasilitas umum, infrastruktur, dan sekolah-sekolah. Juga berjasa dalam pembangunan transportasi umum seperti PT. KAI, PT. PAL, PT. PINDAD. Pada masa pemerintahannya, ia juga sempat mempunyai industry pesawat terbang nasional.

Kelemahan pak Harto pada saat menjadi presiden yaitu karena terlalu lama berkuasa sehingga ia menganggap RI sebagai milik pribadi. Semua pejabat berasal dari keluarga dan kerabat dekatnya. Korupsi, Kolusi dan Nepetisme (KKN) menjadi-jadi terutama di tahun 1990 an. Tak menghargai HAM, dan menebar isu rasial, anehnya ia jatuh juga akibat terbakar isu rasial yang dia mulai. Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan terdapat kesenjangan dalam pembangunan pusat dan daerah. Hal ini disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar diambil ke pusat. Sehingga muncul rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah akibat kesenjangan pembangunan tersebut, seperti di Aceh dan Papua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun