Mohon tunggu...
Khairul Anwar
Khairul Anwar Mohon Tunggu... Konsultan - People Development Expert | Clinical Hypnotherapist

Khairul Anwar adalah seorang People Development Expert dan Clinical Hypnotherapist. Mendalami teknologi pikiran melalui licensed Practitioner of NLP dan Scientific EEG Clinical Hypnotherapy. Sebagai Hipnoterapis Klinis telah memfasilitasi banyak klien dengan persoalan emosi, perilaku dan penyakit psikosomatis. Sebagai Trainer dan Pembicara Publik sangat kompetent dalam topik leadership, managing emotions dan self development.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengapa Perlu Memaafkan?

27 Juni 2021   15:23 Diperbarui: 27 Juni 2021   15:26 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengapa Perlu Memaafkan? (sumber foto www.Freepik.com)

"ya diri saya"

Ya, demikianlah, saat engkau merasa tidak nyaman, sulit tidur, atau tidak bahagia karena menyimpan kemarahan atau merasa dendam, orang yang kau marah atau dendamkan tersebut mungkin sudah bahagia, tidak ingat atau tidak perduli pada dirimu.

Karena itu, menyimpan kemarahan dan dendam, seperti engkau minum racun dan berharap orang lain yang mati.

Siapa yang rugi? pasti diri sendiri khan..

Namun, sebagian orang lain merasa sudah memaafkan karena sudah tidak perduli lagi atau masa bodoh dengan pelaku atau apa yang dilakukan. Bahkan banyak yang mengatakan sudah melupakan.

Apakah memaafkan berarti melupakan?

Pada realitanya, banyak orang yang merasa sudah tidak perduli atau melupakan kejadian/pelaku belum benar-benar memaafkan. 

Pikiran sadar boleh jadi sudah memaafkan, namun pikiran bawah sadar belum tentu demikian. Dalam interaksi dengan banyak klien, diawal sesi konseling seringkali mengatakan sudah memaafkan orang yang pernah menyakiti atau membuat terluka. 

Apalagi jika pelaku itu adalah saudara atau orang tua dan kejadiannya sudah lama berlalu, saat kecil misalnya. 

Namun saat dalam kondisi hipnosis yang dalam, ketika mengakses kejadian dimasa lalu atau mengakses pelaku, perasaan marah masih sangat intens, reaksi fisik menunjukan kemarahan;nafas menjadi cepat, rahang mengeras dan rona wajah berubah bahkan tangan mengepal dan beberapa respon lainnya.

Ini menunjukkan, bahwa yang sebelumnya dikatakan sudah memaafkan, ternyata belum sepenuhnya demikian di pikiran bawah sadar. Pikiran sadar dan bagian diri dewasa yang bijaksana, boleh jadi memaafkan. namun bagian diri yang kecil (inner child) dan masih terluka, seringkali belum puas dan belum mau memaafkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun